Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam perbankan syariah global. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah populasi penduduk muslim di Indonesia yang berjumlah 229 juta. Jumlah tersebut merupakan 87,2 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia.
Meski memiliki potensi besar dalam hal jumlah penduduk, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, mengungkapkan, fenomena keberadaan bank syariah di Indonesia selama ini masih dianggap tertinggal dibandingkan bank konvensional. Dengan alasan ketertinggalan tersebut, juga memberikan pengaruh serupa terhadap kualitas SDM dan kualitas teknologi dalam bank syariah.
Baca Juga: Dalam 5 Tahun Mendatang, BSI Kejar Target Masuk 10 Besar Bank Syariah Global
"Merger ini tujuannya untuk menjawab itu tadi. Masalah itu bisa kita selesaiakn dengan merger ini," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Datacore bertema "Strategi Penyelamatan Perusahaan di Masa Pandemi Covid-19", Selasa (21/9/2021).
Dengan dimergernya 3 bank syariah Himbara menjadi Bank Syariah Indonesia, ia berencana akan membuat ekosistem islami dengan melibatkan kerja sama dengan lembaga Islam. Salah satunya dengan Baznas yang sudah melakukan penandatangan perjanjian kerja sama. Nantinya, BSI akan menjadi bank utama yang akan melayani zakat umat muslim di seluruh Indonesia.
Selain itu, BSI juga akan membangun ekosistem islami di lingkungan pesantren dengan menjalin kerja sama yang melibatkan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan PT Pertamina (Persero) dalam hal keberadaan Pertashop yang pembiayaannya melalui BSI.
Tidak hanya diperuntukan penjualan bahan bakar minyak, tapi juga melayani penjualan oli yang dilengkapi dengan agen banking BSI Smart. Secara fungsi, BSI Smart nantinya akan menjadi cabang BSI tanpa fisik seperti yang diimplementasikan Bank Rakyat Indonesia melalui BRI Link.
Keberadaan masjid di Indonesia juga menjadi dianggap menjadi potensi besar. Hery menyebut, saat ini setidaknya terdapat 200 ribu masjid di Indonesia. Melalui kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia, BSI akan mengintegrasikan dengan memasang QRIS yang berfungsi sebagai kotak amal elektronik.
Dengan begitu, nantinya para jemaah yang ingin memberikan sumbangan tidak perlu menggunakan uang fisik. Cukup ditap melalui mobile banking BSI, uang sumbangan masuk ke dalam kotak amal elektronik. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk membangun kapabilitas dari ekosistem ekonomi syariah.
"Termasuk UMKM Syariah, KUR Syariah, UKMK Centre untuk membantu UMKM yang mendapatkan pembiayaan KUR Syariah dari BSI untuk berkembang menjadi pengusaha yang punya syarat dan kemampuan untuk mengelola keuangannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: