“Saya liat secara langsung kulit kopi bisa diolah menjadi kain, yang bisa kemudian dipakai tas dan lain sebagainya. Kemudian kain bekas di-recycle ulang menjadi kain kembali yang kualitasnya sangat baik. Kemudian juga dari serabut kelapa yang menjadi tambang media tanam dan lain sebagainya,” tambahnya.
Produk yang dipasarkan dalam showcase tersebut merupakan hasil kolaborasi Pemda Provinsi Jabar dengan Bank Indonesia Jabar. Atalia pun meminta agar produk masyarakat yang dipasarkan bisa dibantu oleh berbagai pihak.
“Saya kira, kita perlu mendorong sedemikian rupa, apa yang sudah dilakukan masyarakat termasuk dorongan dari berbagai hal. Termasuk kita mendorong inovasi baru di masyarakat. Sehingga memang betul-betul, apa yang bisa kita manfaatkan di lingkungan sekitar,” katanya.
Dekranasda Jabar sendiri memiliki peran penting dalam mewadahi produk UMKM. Kata Atalia, pihaknya juga telah berkolaborasi dengan BI Jabar untuk menghasilkan produk berupa buku tentang tenun Jabar.
“Ini patut diapresiasi karena itu juga bagian tak terpisahkan. Karena budaya itu tetap ada, pada budaya masa lalu yang saat ini dikembangkan dan disempurnakan kembali,” ungkapnya.
Adapun, Kepala Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan perkembangan UMKM di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Indonesia berkomitmen memberikan dukungan pengembangan UMKM melalui kolaborasi semua pihak.
Kegiatan KKI yang diselenggarakan selama empat hari pada 23-26 September 2021 dan dipusatkan di Aceh ini merupakan bagian dari Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI).
“Tema dari acara ini sejalan dengan percepatan pemulihan ekonomi yaitu UMKM mampu menyerap 70 persen tenaga kerja, 60 persen investasi. UMKM juga menjadi upaya penting dari pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.
Dia berharap pelaku UMKM di Jabar dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan pascapandemi COVID-19.
“Sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional, tentunya para pelaku UMKM Indonesia, khususnya UMKM Jabar, harus mampu beradaptasi mengarungi era The Next Normal,” jelasnya.
Apabila the next normal dapat dilakukan dengan baik dan dukungan pengetahuan teknologi digital, hal itu akan memacu semangat UMKM untuk maju dan terus berinovasi. Maka, diharapkan UMKM bertransformasi untuk menjadi UMKM 4.0 dengan mendigitalisasi proses pembiayaan, pemasaran maupun pembayaran dengan tidak melupakan inovasi maupun kreativitas dalam menghasilkan produk-produk yang memiliki daya saing tinggi.
“The Next Normal tentunya akan mendorong jiwa entrepreneurship yang membakar semangat UMKM untuk maju dan berinovasi. Digitalisasi menjadi kunci kesuksesan UMKM ke depan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil