Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan mental yang paling umum menyerang anak-anak. ADHD juga mempengaruhi banyak orang dewasa.
Melansir laman American Psychiatric Association, Gejala ADHD meliputi inatensi (tidak mampu menjaga fokus), hiperaktif (gerakan berlebihan yang tidak sesuai dengan setting) dan impulsivitas (tindakan tergesa-gesa yang terjadi pada saat tanpa berpikir).
Baca Juga: Duh… Varian Covid-19 Semakin Mudah Menyebar, Lebih Airborne?
Diperkirakan 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa menderita ADHD. ADHD sering kali pertama kali diidentifikasi pada anak-anak usia sekolah ketika menyebabkan gangguan di kelas atau masalah dengan pekerjaan sekolah. Ini lebih umum di antara anak laki-laki daripada anak perempuan.
Para ilmuwan belum mengidentifikasi penyebab spesifik ADHD. Ada bukti bahwa genetika berkontribusi terhadap ADHD.
Baca Juga: Akibat Pandemi, dalam 3 Bulan Terakhir Hampir 200.000 Anak Dirujuk ke Layanan Kesehatan Mental
Misalnya, tiga dari empat anak dengan ADHD memiliki kerabat dengan gangguan tersebut. Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan ADHD termasuk lahir prematur, cedera otak dan ibu merokok, menggunakan alkohol atau mengalami stres yang ekstrim selama kehamilan.
Ada beberapa gejala ADHD yang umum terlihat, antara gejala tersebut seperti tingkat aktivitas yang tinggi, kesulitan untuk tetap diam untuk waktu yang lama dan rentang perhatian yang terbatas, umum terjadi pada anak kecil pada umumnya.
Perbedaan pada anak-anak dengan ADHD adalah bahwa hiperaktif dan kurangnya perhatian mereka terasa lebih besar dari yang diharapkan untuk usia mereka dan menyebabkan kesusahan dan/atau masalah fungsi di rumah, di sekolah atau dengan teman-teman.
Baca Juga: Kabar Baik! Ahli Menyebut Covid-19 Akan…
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: