Badan Atom Dunia Khawatir Peningkatan Senjata Nuklir di Negara Non-nuklir
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyoroti kesepakatan AUKUS antara Australia, Amerika Serikat dan Inggris.
Grossi menyebut, uapaya Austraia mendapatkan kapal selam teknologi nuklir dari Amerika Serikat (AS)at akan menyulitkan proses inspeksi, meskipun dapat dikelola.
Baca Juga: AUKUS Getarkan Kawasan, Hati-hati! Pembunuh Senyap China Mengintai di LCS
"Ini secara teknis adalah masalah yang sangat rumit dan akan menjadi pertama kalinya sebuah negara yang tidak memiliki senjata nuklir (tetapi) memiliki kapal selam nuklir," kata Grossi dalam program HardTalk BBC yang disiarkan pada Selasa (28/9).
Langkah Australia tersebut juga membuat negara itu sebagai satu-satunya negara pihak Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) memiliki kapal selam nuklir.
Sementara itu, ada lima negara pemilik senjata nuklir yang diakui oleh NPT yaitu AS, Rusia, China, Prancis, dan Inggris.
India juga memiliki kapal selam nuklir, namun negara itu belum menandatangani perjanjian NPT.
Grossi menegaskan bahwa penandatangan NPT dapat mengecualikan bahan nuklir dari pengawasan IAEA, atau dikenal sebagai perlindungan, sementara bahan itu digunakan sebagai bahan bakar kapal selam.
Ini adalah pengecualian langka untuk pengawasan IAEA terhadap semua bahan nuklir untuk memastikan nuklir tidak digunakan untuk membuat bom atom.
"Dengan kata lain, sebuah negara mengecualikan nuklir dari pengawas untuk beberapa waktu, dan kita berbicara tentang uranium yang berkadar tinggi," kata Grossi.
DIa mengatakan bahwa seluruh negara bersama Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, harus masuk ke dalam negosiasi teknis yang sangat kompleks.
“ untuk memastikan bahwa sebagai akibat dari kesepakatan ini tidak ada pelemahan rezim nonproliferasi nuklir," ujar dia, tanpa menyebut berapa lama negosiasi akan berlangsung.
AUKUS sendiri adalah aliansi AS, Australia dan Unggris terkait upaya pertahanan di kawasan laut Indo-pasifik.
Sebagai bagian dari kesepakatan, AS akan membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia.
Hal itukemarahan Prancis karena Australia akan membatalkan pesanan kapal selam bertenaga diesel Prancis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto