Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell Tidak Berniat Melarang Kripto

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell Tidak Berniat Melarang Kripto Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. | Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Federal Reserve Jerome Powell percaya bahwa pemerintah federal perlu mengatur pasar cryptocurrency, tetapi larangan total terhadap Bitcoin (BTC) dan aset digital lainnya tidak diperlukan.

Berbicara sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Perwakilan Republik Ted Budd dari North Carolina, Powell mengklarifikasi bahwa larangan gaya China terhadap aset digital bukanlah sesuatu yang dapat dia pertimbangkan.

Baca Juga: Miliarder Ini Peringatkan 75% Kripto Bakal Gagal, Nasib Bitcoin Bagaimana?

Melansir dari Cointelegraph, Jumat (1/10), pertanyaan dari berbagai kalangan datang sebagai tanggapan terhadap Powell yang menimbulkan keraguan tentang status peraturan stablecoin dan pertimbangan bank sentral yang sedang berlangsung seputar apa yang disebut "dolar digital".

Dalam pandangan Powell, mata uang digital bank sentral, atau CBDC, dapat melakukan banyak fungsi stablecoin dan cryptocurrency, tetapi tanpa risiko regulasi.

"Stablecoin seperti dana pasar uang dan seperti deposito bank, tetapi sampai batas tertentu, di luar batas peraturan dan pantas untuk diatur," katanya. "Aktivitas yang sama, regulasi yang sama," tambahnya.

Mata uang digital bank sentral telah berada di radar The Fed selama beberapa waktu, tetapi pembuat kebijakan tetap ragu-ragu apakah akan melanjutkan proyek tersebut. Sementara itu, bank sentral telah menugaskan beberapa laporan penelitian tentang keuntungan dan potensi hambatan penerbitan CBDC.

Powell sendiri mengawasi Komite Pasar Terbuka Federal bank sentral, yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan moneter Amerika Serikat. Awal bulan ini, Komite memutuskan untuk membiarkan program stimulus yang ada tetap utuh, tetapi mengatakan bahwa program pembelian obligasi yang disebabkan oleh pandemi dapat segera mereda. Peringatan tersebut tampaknya telah memberikan tekanan ke bawah pada aset berisiko, yang mencakup saham dan mata uang kripto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: