Mayoritas warga, 82%, menilai Pancasila adalah rumusan terbaik dan tidak boleh diubah atas alasan apapun bagi Indonesia yang lebih baik. Demikian salah satu temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Sikap Publik pada Pancasila dan Ancaman Komunis’ yang dirilis secara daring pada Jumat, 1 Oktober 2021 di Jakarta.
Survei opini publik ini digelar pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Terdapat 981 responden yang valid terpilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Ketum Pemuda Perindo: Kader & Milenial Terus Maknai Nilai Luhur Kesaktian Pancasila
Hasil survei yang dipresentasikan Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, menunjukkan bahwa dukungan pada Pancasila sangat kuat. Ada empat pilihan disodorkan pada responden dalam survei ini.
"Pertama, Pancasila sebagian besar harus diubah untuk membuat Indonesia lebih baik. Kedua, beberapa sila dari Pancasila perlu diubah atau dihapuskan untuk membuat Indonesia lebih baik."
Ketiga, walaupun Pancasila buatan manusia dan karena itu mungkin ada kekurangan, sejauh ini paling pas bagi kehidupan Indonesia yang lebih baik. Keempat, Pancasila adalah rumusan terbaik dan tidak boleh diubah atas alasan apa pun bagi Indonesia yang lebih baik.
Dari empat pilihan itu, 82 persen menyatakan bahwa Pancasila rumusan terbaik dan tidak boleh diubah. Sementara yang menyatakan bahwa walaupun Pancasila buatan manusia dan karena itu mungkin ada kekurangan, sejauh ini paling pas bagi kehidupan Indonesia yang lebih baik sebanyak 10 persen.
Hanya 2 persen yang berpendapat Pancasila sebagian besar harus diubah dan 1 persen yang menilai beberapa sila dari Pancasila perlu diubah atau dihapus. Ada 5 persen yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
Saidiman menilai temuan ini menunjukkan bahwa komitmen warga pada Pancasila sangat kuat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: