Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menekankan pentingnya memasukan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Bamsoet menambahkan bahwa bangsa tumbuh subur di hati para peserta didik, juga untuk mengakomodir keinginan anak-anak muda yang ternyata juga menginginkan kehadiran pendidikan Pancasila di dalam pendidikan formal.
Baca Juga: HUT ke-76 MPR, Bambang Soesatyo: MPR Bergerak Dinamis dan Selalu di Tengah Rakyat
"Sebagaimana terlihat dari hasil survei Indikator Indonesia yang dilakukan pada 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Terungkap bahwa 82,3 persen anak muda menilai perlunya pendidikan Pancasila masuk pelajaran sejak sekolah dasar," ujar Bamsoet usai menghadiri Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Jumat (1/10/2021).
"Keinginan ini harus direspon aktif oleh pemerintah, khususnya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," sambungnya.
Bamsoet mengatakan, setiap negara selalu mempunyai sejarah konflik dalam dinamika kehidupan kebangsaannya, termasuk Indonesia.Untuk itu, Bamsoet mengajak Bangsa Indonesia mensyukuri memiliki Pancasila yang selalu berperan sebagai bagian penting dari resolusi konflik dan menyatukan seluruh elemen bangsa pada sebuah visi kebangsaan.
Pancasila hadir sebagai dasar negara, falsafah, dan pandangan hidup bangsa.
"Pancasila menekankan bahwa keberagaman yang kita miliki adalah fitrah kebangsaan yang tidak dapat diingkari dan pungkiri. Sejak kita mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara kesatuan, yang hidup dalam kemajemukan budaya, suku, ras, dan agama, sejak saat itulah konsep kebhinekaan telah menyatukan kita dalam satu ikatan kebangsaan," jelasnya.
Selain itu, Bamsoet menekankan, ancaman terhadap nilai-nilai kebhinekaan itu nyata. Dalam perjalanan sebagai sebuah bangsa, sikap intoleransi terhadap keberagaman selalu mewarnai kehidupan kebangsaan.
Baca Juga: Elite Gerindra Tak Suka Bicarakan Sandiaga Uno untuk Capres Di Pemilu 2024, Kenapa?
Misalnya, lanjut Bamsoet, pada setiap penyelenggaraan kontestasi politik atau Pemilu, di mana politik identitas disalahgunakan sebagai alat perjuangan. Sehingga, menimbulkan polarisasi masyarakat, baik sebelum, selama, bahkan sesudah pemilu dilaksanakan.
"Karenanya kita perlu membekali generasi muda dengan semangat nilai Pancasila, sejak mereka menempuh pendidikan di sekolah dasar. Sehingga sekolah juga menjadi institusi yang tidak hanya melahirkan anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasaan kebangsaan. Memiliki hati Indonesia, berjiwa Pancasila," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: