Marah! Mark Zuckerberg Bantah Tuduhan Miring Terhadap Facebook: Tidak Masuk Akal
Miliarder pendiri Facebook, Mark Zuckerberg membantah serangkaian klaim yang dibuat oleh whistleblower Frances Haugen. Mark menyangkal tuduhan bahwa perusahaan media sosialnya memprioritaskan keuntungan di atas keselamatan penggunanya.
"Inti dari tuduhan ini adalah gagasan bahwa kami memprioritaskan keuntungan daripada keamanan dan kesejahteraan," kata Zuckerberg dalam sebuah posting di profil Facebook-nya. "Itu tidak benar."
Dikutip dari CNBC International di Jakarta, Rabu (6/10/21) komentar Mark muncul setelah Wall Street Journal mengeluarkan laporan Facebook dari penelitian internal yang disediakan untuk publikasi oleh Haugen dalam satu bulan ini. Salah satu di antaranya adalah penelitian yang menunjukkan Facebook sadar bahwa Instagram merugikan kesehatan mental remaja.
Baca Juga: Senasib Sama Mark Zuckerberg, Harta Orang Terkaya ke 6 di Indonesia Melayang Rp4,9 T Karena Saham
"Dari semua yang dipublikasikan, saya sangat fokus pada pertanyaan yang diajukan tentang pekerjaan kami dengan anak-anak," kata Zuckerberg. “Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan jenis pengalaman yang saya ingin anak-anak saya dan orang lain miliki secara online, dan sangat penting bagi saya bahwa semua yang kami buat aman dan baik untuk anak-anak.”
Postingan Mark muncul setelah Haugen menghabiskan Selasa pagi di Capitol Hill bersaksi di depan para senator di kedua sisi gang tentang masalah yang diciptakan perusahaan media sosial untuk masyarakat.
Tanpa menyebut pada Haugen, Zuckerberg mengatakan banyak klaim yang tidak masuk akal.
"Argumen bahwa kami dengan sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan sangat tidak masuk akal," ujar Zuckerberg.
Zuckerberg juga meminta Kongres untuk memperbarui peraturan internet yang menentukan usia remaja yang boleh menggunakan layanan internet, bagaimana perusahaan teknologi harus memverifikasi usia pengguna, dan bagaimana perusahaan harus menyeimbangkan pemberian privasi kepada anak-anak dengan memberi orang tua visibilitas aktivitas online anak-anak mereka.
“Mirip dengan menyeimbangkan masalah sosial lainnya, saya tidak percaya perusahaan swasta harus membuat semua keputusan sendiri,” tulisnya. “Itulah mengapa kami telah mengadvokasi peraturan internet yang diperbarui selama beberapa tahun sekarang.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: