Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Pasar Produk Lokal, Apindo Jabar & Kementerian BUMN Bakal Bikin Roadmap Bareng

Genjot Pasar Produk Lokal, Apindo Jabar & Kementerian BUMN Bakal Bikin Roadmap Bareng Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Seluruh stakeholder di dunia usaha harus siap dengan perubahan terutama dalam digitalisasi. Untuk itu, Kementerian BUMN dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat akan membuat roadmap (peta jalan) untuk meningkatkan pasar (market) produk lokal.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan perlu adanya peta jalan sebagai acuan orientasi, program dan parameter untuk kesepakatan proses pembangunan.

Masyarakat dan sektor swasta pun diharapkan dapat berpihak kepada Pemerintah. Dengan kolaborasi yang erat agar tujuan dapat lebih cepat kita capai.

Baca Juga: Dua Kawasan Rebana Akan Ditawarkan ke Investor Timur Tengah

"Saya sampaikan ke Apindo Jabar, bagaimana kita harus bergotong royong antara Pemerintah Pusat dan Daerah, BUMN serta swasta bisa kembali meningkatkan ekonomi yang ada di Jawa Barat. Ayo kita sama-sama membuat roadmap karena ini era distrupsi digitalisasi sehingga banyak sekali perubahan bisnis model perusahaannya," jelas Erick kepada wartawan di Bandung, Sabtu malam (9/10/2021).

Indonesia adalah pasar yang sangat besar. Seharusnya, bangsa ini bisa mengoptimalisasi potensi market lokal di Indonesia.

Pemerintah sudah jelas menyatakan keberpihakan kepada Rakyat. Maka, Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dinikmati oleh Rakyat Indonesia.

Salah satunya, mendukung produk lokal dengan cara membelinya, menggunakannya dan mendorong berbagai pihak untuk juga menggunakan produk lokal Indonesia.

Erick ingin memastikan bahwa market Indonesia adalah untuk pertumbuhan daripada ekonomi Indonesia.

"Buka market Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi negara lain. Kita harus pastikan keseimbangan ini terjadi," tegasnya.

Erick menegaskan ke depan tantangan pengusaha dengan persaingan yang tidak seimbang akan memberatkan pelaku usaha lokal. Apalagi, akan terjadi pembukaan lapangan kerja secara global.

"Nah, ini yang kita coba sama-sama. Sesuai dengan pondasi negara kita yaitu gotong royong. Terbukti, bangsa ini selalu mampu bangkit dalam krisis," tegasnya.

Dia juga mencontohkan ketika bangsa Indonesia menghadapi Covid-19. Ia menuturkan banyak negara lain yang meremehkan bangsa ini dalam menanggulangi pandemi. Namun, secara bergotong royong, Indonesia bisa membuktikannya dengan keluar dari permasalahan tersebut.

"Maka untuk mengantisipasi industri 4.0, ayo kita sama-sama buat roadmap untuk Indonesia ke depan yang lebih baik," ujarnya.

Berkenaan dengan pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat, ia menyebutkan bukan hanya di Jawa Barat saja melainkan masih banyak sektor perekonomian yang lainnya juga merupakan kekuatan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, Patimban harus dilengkapi dengan kawasan industri sehingga akan menumbuhkan pusat perekonomian yang baru di kawasan tersebut.

"Tentu Patimban sudah ada investasinya, kita BUMN hanya ikut 5 persen yang lainnya swasta dan asing," ujarnya.

Adapun Ketua DPP Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik mengatakan dengan mengusung konsep Jabar untuk Jabar, Jabar untuk Indonesia, dan Jabar untuk dunia. Apindo Jabar melihat berbagai potensi di 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat akan berperan aktif dan berkolaborasi bersama Kementerian BUMN.

"Kita harus berkolaborasi. Nah, itu disambut baik oleh Pak Erick dengan meminta supaya kita melakukan roadmap bersama," ungkapnya.

Apindo Jabar menyadari sebagai bagian dari perubahan yang pasti terjadi. Maka, industri kecil dan menengah dapat menjadi solusi dalam menyikapi perubahan itu dengan memperkenalkan salah satu produk asli Jawa Barat berupa minuman sari buah pala.

"Dengan good manufacturing products concept, seharusnya produk ini dapat menjadi salah satu produk unggulan dari Jawa Barat," katanya.

Produk UMKM seperti minuman Sirup Pala dan peralatan salat harus bisa dibeli oleh pengusaha Jabar, termasuk BUMN.

Selain itu, produk mukena dari Tasikmalaya juga bisa digunakan untuk ibadah haji atau umrah yang bekerja sama dengan Bank BUMN ketika ada calon haji yang terdaftar menggunakan produk tersebut.

"Misalnya minuman Sirup Pala ini bisa jadi welcome drink di hotel-hotel atau kantor-kantor yang ada di Jabar. Termasuk di perusahaan-perusahaan," ujarnya.

Ning mengaku, selama ini belum ada kolaborasi yang masif dengan BUMN, masih seputar utang di bank, ketika pengusaha menghadapi pandemi Covid-19. Seharusnya, bank Himbara menurunkan suku bunga supaya tidak menjadi beban pengusaha.

"Tetapi yang dilakukan hanya merekstrukturisasi tidak menurunkan suku bunga," ujarnya.

Untuk itu Apindo Jabar mengusulkan kepada Kementerian BUMN. Salah satunya, harus merdeka berdaulat artinya market produk kita harus dinikmati oleh Indonesia

"Pak Erick menyampaikan bahwa seluruh produk Indonesia, pertumbuhan Indonesia harus dinikmati oleh Indonesia. Jadi tidak menampikan fungsi dari luar Indonesia. Tapi Indonesia dulu yang harus menikmati pertumbuhan ekonominya sendiri," jelasnya.

Baca Juga: Dianggap Miliki Potensi Besar, Erick Thohir Ingin Holding Geothermal Jadi Terbesar di Dunia

Menanggapi hal tersebut, lanjut Ning, Kementerian BUMN meminta Apindo untuk membuat roadmap bersama supaya tujuannya bisa tercapai dan kolaborasi itu terjadi dari awal. Untuk itu, ke depan Apindo Jabar akan membuat roadmap dari awal dan diajukan ke Kementerian BUMN.

"Ke depan, Apindo akan bertemu lagi di Jakarta dan Pak Erick bukan terakhir datang ke Bandung dan akan kembaliĀ  lagi ke Bandung," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: