Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singapura Gak Lagi Tes PCR Orang Sehat, Inilah 7 Cara Sulap Kehidupan Jadi Normal Baru

Singapura Gak Lagi Tes PCR Orang Sehat, Inilah 7 Cara Sulap Kehidupan Jadi Normal Baru Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. | Kredit Foto: Reuters/Evelyn Hockstein
Warta Ekonomi, Singapura -

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk memperbarui pola pikir, dan tidak dihantui ketakutan yang berlebihan terhadap bahaya Covid-19.

Untuk memantapkan langkah menuju tatanan hidup bersama Covid-19, Singapura akan menerapkan kebijakan pembatasan yang dikaitkan dengan vaksinasi, dan memperluas kebijakan isolaso mandiri bagi mereka yang terinfeksi Covid-19 gejala ringan.

Baca Juga: Terang Benderang! Latar Belakang Profesor Singapura Pemuji Jokowi Terbongkar, Rupanya...

Inilah 7 langkah yang dikuatkan Singapura untuk menuju hidup bersama Covid-19, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (11/10/2021).

1. Orang yang belum divaksin tidak boleh makan di tempat umum

Aturan yang berlaku mulai 13 Oktober ini berlaku di pusat jajanan dan kedai kopi, area atraksi atau pertunjukan, pusat perbelanjaan, dan outlet yang berdiri sendiri.

Makan di tempat umum hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah divaksin penuh. Satu grup hanya boleh 2 orang.

Anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, orang yang telah pulih dari Covid-19 dan orang yang tidak divaksin dengan hasil tes negatif yang valid juga dibolehkan makan di tempat umum.

Aturan ini sudah berlaku di perusahaan F&B lainnya.

Petugas jaga jarak akan melakukan pemeriksaan selektif terhadap status vaksinasi pengunjung di aplikasi atau token TraceTogether mereka.

2. Tak ada lagi karantina untuk kontak erat

Di Singapura, kontak erat Covid tidak akan lagi menerima perintah karantina. Melainkan hanya mendapat peringatan risiko kesehatan.

Ini adalah bagian dari protokol kesehatan yang disederhanakan Kementerian Kesehatan (MOH) yang menekankan tanggung jawab pribadi dan manajemen diri, mulai Senin (11/10/2021).

Di bawah protokol baru, yang berlaku untuk kontak dari semua tingkat risiko, orang harus segera mengisolasi diri dan melakukan tes cepat antigen, begitu menerima peringatan risiko kesehatan.

Jika hasil tes negatif, orang tersebut dapat melanjutkan aktivitas normal sepanjang hari, setelah mengunggah hasilnya secara online. Ini diulang setiap hari selama total tujuh hari.

Baca Juga: Jokowi Disanjung Profesor Singapura, Said Didu Gak Terima, Ada yang Paling Hebat Katanya...

Mereka dapat keluar dari isolasi diri pada hari ketujuh, jika hasil tes terus negatif.

3. Tes PCR hanya untuk orang yang tidak sehat

Di bawah protokol kesehatan baru Singapura, tes PCR hanya ditujukan untuk orang-orang yang merasa tidak sehat, dan bergejala.

Gejala ringan meliputi demam, batuk, kelelahan, kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, pilek, nyeri otot, diare, mual atau muntah.

Sedangkan gejala parah, antara lain berupa sesak napas, nyeri dada atau mengalami rasa tertekan, dan tidak bisa bicara atau gerakan.

Sementara tes antigen akan digunakan untuk orang yang merasa sehat, seperti untuk tes massal dan kontak kasus Covid-19. Tujuannya, agar dapat mendeteksi infeksi dan memberlakukan isolasi diri sejak dini.

Untuk mendukung tes mandiri yang lebih teratur, setiap rumah tangga akan menerima 10 kit tes antigen dalam putaran distribusi melalui SingPost, mulai 22 Oktober hingga 7 Desember

4. Isolasi mandiri di rumah

Untuk kasus orang yang tidak divaksinasi dalam kelompok usia 12-49 tahun, serta anak-anak berusia 5-11 tahun, disarankan menjalani isolasi mandiri di rumah bila terinfeksi. Karena derajat keparahannya, diyakini rendah. 

Kelompok lansia umur 70-79 tahun juga diyakini dapat menjalani isolasi mandiri di rumah. 

Ini berarti, pemulihan di rumah akan segera berlaku bagi semua orang, kecuali kelompok orang berusia 50 tahun ke atas, yang baru 1 kali vaksin atau tidak divaksinasi; kelompok orang yang telah divaksin dan berusia 80 tahun ke atas; bayi berusia kurang dari 1 tahun; dan balita berusia 1-4 tahun yang secara klinis tidak cocok untuk pemulihan di rumah

Orang-orang yang menjalani pemulihan di rumah, tidak peelu tes lanjutan bila selesai isolasi mandiri.

Masa isolasi akan berakhir setelah 10 hari untuk orang yang divaksinasi dan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, dan 14 hari untuk orang yang tidak divaksinasi di atas 12 tahun.

5. Peluncuran vaksin anak

Dalam pidatonya, PM Lee mengatakan, vaksinasi untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun dapat diluncurkan pada awal tahun depan.

“Seiring bertambahnya kasus, dapat dimengerti bahwa orangtua mengkhawatirkan kemungkinan anaknya tertular virus," ujar PM Lee.

Baca Juga: Bikin Pandemi Jadi Endemik, Singapura Siap Longgarkan Aturan Pelancong Bebas Karantina

“Kami akan mencermati kemajuan uji coba vaksin pada anak-anak di AS. Kami akan segera menyuntikkan vaksin ke anak-anak, setelah vaksin tersebut mendapat persetujuan. Setelah para ahli meyakini keamanannya," jelasnya.

6. Vaksin booster

Setelah mendorong vaksin booster untuk kelompok usia 50 tahun ke atas, pemerintah Singapura akan memperluas cakupan penggunaan vaksin booster di kalangan petugas medis, pekerja garis depan, dan orang berusia 30 tahun ke atas yang divaksinasi lengkap sekitar 6 bulan lalu.

7. Perlu waktu 3-6 bulan menuju new normal

PM Lee menegaskan, Singapura membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mencapai tatanan new normal, ketika pembatasan mulai dilonggarkan dan manajemen kesehatan yang ringan dan aman telah diterapkan. 

"Ini akan terjadi ketika jumlah kasus stabil. Mungkin bisa ratusan kasus sehari, tetapi tidak bertambah. Dalam situasi ini, masyarakat dapat melanjutkan kegiatan seperti pada masa sebelum pandemi, dan melihat kerumunan tanpa khawatir atau merasa aneh," papar PM Lee.

"Semoga, lonjakan kasus bisa turun dalam waktu 1 bulan," imbuhnya.

PM Lee juga menyebut, saat ini Singapura berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dibanding 1 tahun, atau bahkan 6 bulan lalu.

"Kami membuat kemajuan yang stabil menuju normal baru," tegas PM Lee.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: