Hacker Iran Digdaya, Amerika dan Israel Dibuat Mati Langkah
Pusat Intelijen Ancaman Microsoft (MSTIC) pada hari Senin (11/10/2021) mengumumkan bahwa peretas Iran berhasil menargetkan perusahaan teknologi pertahanan AS dan Israel.
Lebih dari 250 akun Microsoft Office 365 yang ditautkan ke AS, UE, dan pemerintah Israel diretas melalui penyemprotan kata sandi yang ekstensif.
Baca Juga: Suara Bennett Makin Lantang, Iran Jangan Cari Perkara di Perbatasan!
Selain itu, pelabuhan masuk Teluk Persia dan perusahaan transportasi laut global dengan kehadiran bisnis di Timur Tengah juga menjadi sasaran.
“Peretasan kemungkinan mendukung kepentingan nasional Republik Islam Iran," kata Microsoft.
Perusahaan yang diretas termasuk perusahaan pertahanan yang mendukung mitra pemerintah AS, UE, dan Israel yang memproduksi radar tingkat militer, teknologi drone, sistem satelit, dan sistem komunikasi tanggap darurat.
Microsoft menilai bahwa penargetan Iran terhadap perusahaan teknologi pertahanan ini "mendukung pemerintah Iran melacak layanan keamanan musuh dan pengiriman maritim di Timur Tengah."
Sementara itu, mantan kepala perangkat lunak Pentagon Nicolas Chaillan menyebut AS tidak akan berdaya melawan China dalam pertempuran artificial intelligence/ kecerdasan.
Chaillan, chief software officer pertama Pentagon yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap lambatnya transformasi teknologi di militer AS, mengatakan kegagalan untuk merespons membahayakan Amerika Serikat.
Dia mengatakan pertahanan siber AS di beberapa departemen pemerintah berada di "tingkat taman kanak-kanak."
Chaillan mengkritik keengganan Google untuk bekerja dengan departemen pertahanan AS pada AI.
Juga perdebatan ekstensif tentang etika AI, yang dikatakannya dapat memperlambat Amerika Serikat dalam mengembangkan teknologi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: