Sekarang merupakan waktu yang tepat bagi industri keuangan untuk berkembang dan siap memimpin perubahan dalam mendorong inovasi dan perencanaan bisnis strategis. Apa saja yang diperlukan?
Franki Djingga menambahkan, bagi para pelaku bisnis, pandemi telah melahirkan banyak tantangan dan peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Mereka perlu membuat perubahan untuk bisa bertahan dan mendorong permintaan baru pada fungsi keuangan. Terutama bagi UKM, yang sebagian besar para CFO-nya memiliki beberapa pekerjaan atau peran.
Sementara organisasi menghitung ulang target pertumbuhan di masa depan, para pimpinan bisnis ternama saat ini memastikan mereka memiliki ketahanan keuangan – memiliki kepastian bahwa langkah berani yang mereka ambil akan terbayar dan berujung pada laba-, yang memungkinkan pelaku bisnis untuk memasuki pasar baru dan mengakuisisi pelanggan baru.
Selain “memastikan bisnis terus berjalan”, para CFO saat ini juga sering diminta untuk menjadi business strategis, yang memberikan visibilitas terhadap posisi keuangan real time dan aset perusahan, yang memungkinkan para direksi mengambil keputusan penting untuk menentukan kecepatan dan arah bisnis perusahaan ke depan, dalam jangka panjang.
Diskusi seputar keuangan perlahan telah bergeser ke perspektif nilai, dari semula sekedar biaya. Itu memungkinkan adanya perubahan inovatif di berbagai sektor, serta menggarisbawahi hal – hal yang perlu diubah untuk meningkatkan nilai tambah.
Ini adalah dorongan yang kuat, mengingat begitu pentingnya perubahan itu, mulai dari pendapatan pelanggan, pengeluaran, payroll, hingga performa berbagai kelompok pemangku kepentingan yang beragam.
Namun demikian, para CFO tidak melakukan semua itu sendirian. Dengan bantuan teknologi, memungkinkan mereka mampu mempercepat proses pengambilan keputusan para eksekutif.
Meski teknologi menjadi enabler, cloud sendiri menjadi masa depan bagi perusahaan di Indonesia, baik perusahaan besar maupun kecil.
Dengan memanfaatkan cloud, perusahaan bisa dengan mudah mengintegrasikan fungsi back office dengan front office mereka, misalnya pemasaran dan penjualan.
Di masa lalu, lanjut Franki Djingga, fungsi utama eksekutif keuangan adalah mengawasi laporan angka – angka bulan sebelumnya, kebalikan dengan ekspektasi saat ini akan inovasi yang dibutuhkan dan penyediaan visibilitas pada kesehatan keuangan perusahaan, seiring upaya menavigasi perusahaan ke era yang serba tidak pasti.
Untuk mencapai ini diperlukan peralihan cepat menuju sistem smart finance – sebagai jantung bisnis, yang memastikan adanya digital core yang kuat untuk bisa meningkatkan efisiensi, visibilitas dan memadukan proses.
Mentransformasikan fungsi keuangan tidak hanya akan memberikan kemampuan real time dan always-on, namun juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan ‘penyesuaian kecil’ terkait cara mereka beroperasi dan memastikan keberlangsungan bisnis – sebuah gambaran dari realitas bisnis modern, meningkatkan tingkat keberhasilan, dan frekuensi peristiwa disruptif yang tidak terduga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: