Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaspersky: Pembayaran Digital Wilayah Asia Pasifik Diprediksi Capai 1 Triliun Dolar Lebih

Kaspersky: Pembayaran Digital Wilayah Asia Pasifik Diprediksi Capai 1 Triliun Dolar Lebih Kredit Foto: DANA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Chris Connell, mengatakan jika dilihat lebih dekat lagi, kawasan Asia Pasifik terutama adalah kontributor terbesar untuk pendapatan pembayaran digital global dengan analis memperkirakan sektor ini akan memperoleh pendapatan melebihi 1 triliun dolar pada tahun 2022 atau 2023.

"Dengan proliferasi dan adopsi pembayaran digital yang cepat di kawasan tersebut, para pelaku industri dalam ekosistem yang dinamis ini jelas memainkan permainan berisiko tinggi, berekspansi secara agresif ke berbagai pasar dengan solusi pemasaran kreatif dengan harapan bahwa setiap klik akan mewakili langkah kecil, tetapi signifikan menuju dominasi pasar," kata Connell dalam konferesi pers virtual, Kamis (14/10).

Baca Juga: Peneliti CIPS: Pertumbuhan Transaksi Digital Harus Dibarengi Literasi

Kaspersky dalam hal ini juga mengeksplorasi wawasan mengenai adopsi uang elektronik yang meningkat dan menyelami lebih dalam ancaman siber yang menyertainya melalui presentasi topline dari peneliti elite Kaspersky dan pakar industri. Para eksekutif perusahaan juga akan bergabung dalam sesi dengan para jurnalis terpilih dari 12 negara di kawasan tersebut.

"Permintaan yang melonjak untuk pembayaran digital telah mengubah cara kita bertransaksi baik online maupun offline. Bisnis sekarang mendigitalkan operasi mereka untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui pembayaran digital, sementara konsumen sangat bergantung padanya karena kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan. Ini menunjukkan dengan jelas bahwa banyaknya permintaan untuk proses pembayaran yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah akan mendorong inovasi lebih lanjut di bidang ini. Kami melihat hal itu terjadi dengan munculnya jalur real-time payment," komentar Chris Connell.

Untuk membidik New Generation of Financial Attacks, salah satu peneliti elite Kaspersky, Vitaly Kamluk, juga akan menjelaskan bagaimana serangan finansial yang ditargetkan terlihat hari ini, siapa yang menjadi target utama dan seberapa besar skala pencuriannya.

Kamluk, Direktur Global Research & Analysis Team (GReAT) untuk Asia Pasifik di Kaspersky, membawa kembali ke insiden pencurian Bank Bangladesh yang terkenal yang dikaitkan dengan grup APT bernama BlueNoroff. Hal ini diyakini sebagai subdivisi keuangan dari kelompok Lazarus yang lebih besar yang melakukan spionase siber tradisional.

Kamluk juga menjelaskan tentang bagaimana grup ini telah berkembang sejak pencurian yang menjadi berita utama dan sekarang berfokus pada peningkatan nilai cryptocurrency.

"Bahkan, bertahun-tahun setelah insiden pencurian Bank Bangladesh, SWIFT, bank komersial, dan industri keuangan lainnya di seluruh dunia kini secara hati-hati melacak kemungkinan upaya serangan kembali dari BlueNoroff dan pencurian uang dari bank yang kurang terlindung secara mumpuni," jelasnya.

"Karena banyaknya perhatian yang ditujukan dalam periode yang lama, BlueNoroff menjadi makin tidak berhasil dalam operasi mereka, yang akhirnya turut membutuhkan banyak upaya tambahan untuk pencucian uang dan menutupi jejak mereka. Di saat itulah mereka mulai beralih ke cryptocurrency yang harganya juga meroket," tambah Kamluk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: