- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Enam Tahun Tekor, Nasib Bank Jago di Tangan Jerry Ng Berubah 180 Derajat: Dari Buntung Jadi Untung!
Bertahun-tahun menanggung kerugian, nasib PT Bank Jago Tbk (ARTO) kini berubah hingga 180 derajat. Bank digital milik konglomerat Jerry Ng ini akhirnya berhasil membukukan laba bersih senilai Rp14 miliar pada kuartal ketiga tahun 2021. Capaian tersebut lantas memutus rantai kerugian yang membelit Bank Jago selama enam tahun terakhir.
Direktur Utama Kharim Siregar, mengungkapkan bahwa capaian laba positif tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit yang agresif dengan rasio non-performing loan (NPL) yang rendah. Hingga September 2021, penyaluran kredit Bank Jago bertumbuh 502% menjadi Rp3,73 triliun. Pertumbuhan kredit terjadi paling signifikan di kuartal ketiga 2021, di mana kenaikannya mencapai Rp1,56 triliun dari kuartal sebelumnya. Baca Juga: Kinerja Keuangan Kokoh, BCA Cetak Laba Bersih Rp23,2 Triliun
"Persentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi, kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital," pungkas Kharim, Jumat, 22 Oktober 2021. Baca Juga: Ada Rencana Besar di Balik Aksi Telkom Gabungkan Bisnis Data Center, Apakah Gerangan?
Ia menambahkan, pola kerja sama pembiayaan dengan Bibit, Gojek, dan sejumlah fintech lainnya mampu membuat Bank Jago ekspansif namun tetapn dengan pengelolaan risiko kredit yang terkendali. Hal itu tercermin dari NPL Bank Jago yang berada di level 0,6%.
"Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat," sambungnya.
Pertumbuhan kredit sebesar 502% berdampak pada pendapatan bunga Bank Jago yang meningkat 478% menjadi Rp355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104% menjadi Rp38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 640% menjadi senilai Rp318 miliar. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4%.
Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, tumbuh 564%. Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA sebanyak Rp985 miliar, melonjak 1.031%. Sedangkan deposito senilai Rp1,6 triliun, meningkat 427%.
Proporsi CASA terus membaik. Sebagai pembanding, porsi CASA pada September 2021 mencapai 38,72%, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 22,74%, atau posisi akhir Juni sebesar 30,21%. Pada kurun waktu yang sama, porsi deposito terhadap DPK telah menyusut dari 77,26% menjadi 69,79% dan kini 61,3%.
"Porsi CASA yang terus membesar ini mempengaruhi struktur biaya dana sehingga berdampak positif pada perolehan margin. Peningkatan dana murah ini juga menunjukkan tingkat penerimaan publik yang semakin baik terhadap aplikasi Jago," tegas Kharim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih