Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko Temui Pendemo, Ketua Milenial Indonesia Bersuara: Bukti Jokowi Terima Kritik

Moeldoko Temui Pendemo, Ketua Milenial Indonesia Bersuara: Bukti Jokowi Terima Kritik Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Sementara tentang demo mahasiswa sendiri, AMMI juga memiliki sikap dan keyakinan sendiri. Menurut Nurkhasanah, AMMI tetap memegang keyakinan bahwa mahasiswa merupakan elemen masyarakat dari insan akademis (civitas academica) yang memiliki kontribusi penting untuk terus memperbaiki perkembangan demokrasi.  Dalam sejarah bangsa, hal itu sukar dinafikan atau dibantah. 

“Di sisi lain, AMMI melihat demo mahasiswa juga sebagai tolok ukur atau alat penera apakah sebuah system demokrasi tengah berjalan lancar atau agak tersumbat. Tersumbat itu biasa, dengan banyak factor yang terjadi di antara alemen-elemen demokrasi yang ada. Jadi, kalau ada demo mahasiswa, sebaiknya kita melihatnya sebagai tengara bahwa mahasiswa tengah menjalankan perannya untuk mengingatkan elemen-elemen demokrasi lain yang lebih resmi, sehingga mereka kembali menunjukkan kinerja terbaik mereka dalam perannya menjunjung dan menjalankan system demokrasi kita yang telah kita sepakati, yakni Demokrasi Pancasila,” kata Nurkhasanah. 

Lebih lanjut tentang apresiasi AMMI terhadap Moeldoko, Nurkhasanah melihat, tidak mungkin Moeldoko datang membaur dan berdialog dengan peserta demo bila ia sebagai bagian dari pemerintahan Jokowi tidak meyakini kritik sebagai bagian dari kebebasan warga negara dalam mengeluarkan pendapat, kemerdekaan pikiran, dan hati nurani sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat (3) dan Pasal 28I ayat (1). 

Dengan demikian, sikap Moeldoko untuk memfasilitasi hak Konstitusional tersebut dengan mengajak mahasiswa berdialog, menunjukkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi menjamin kebebasan akademik dan kebebasan berpendapat para mahasiswa. 

“Terlebih, memang peran mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial (social control), dan penjaga moral (moral force), sehingga mereka memiliki kewajiban moral untuk melakukan kritik terhadap pemerintah,” kata Nurkhasanah. 

Nurkhasanah yakin, Moeldoko memegang sikap bahwa substansi kritik pada akhirnya tak akan terelakkan memiliki hubungan atau bahkan mencerminkan realitas politik yang terjadi di keseharian warga masyarakat. “Karena itu, kami salut dengan pernyataan KSP Moeldoko bahwa telah seharusnya kritik dijadikan alat evaluasi oleh pemerintah,” kata Nurkhasanah.

Ketua AMMI itu percaya bahwa kritik mahasiswa dalam kasus Kamis lalu, BEM SI memiliki basis poinnya sendiri, mengingat kualifikasi mahasiswa sebagai agen perubahan, pengontrol social serta penjaga moral tadi. 

“Jadi, sikap KSP Moeldoko yang tegas menyatakan mendukung tindakan-tindakan mahasiswa yang berupaya mengoreksi dan memperbaiki realitas politik yang ada, santat kami apresiasi. Kita memerlukan tokoh negarawan yang seperti itu,” kata dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: