PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meraih penghargaan Primaniyarta 2021 kategori Eksportir Produk Hi-Tech dari Kementerian Perdagangan RI, atas peningkatan kontribusi ekspor Perusahaan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui penerapan industri berteknologi tinggi. Penghargaan diterima Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman, dari Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi pada Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021 di Jakarta, pada Kamis (21/11).
Diungkapkan Qomaruzzaman, aktivitas ekspor merupakan salah satu target Pupuk Kaltim untuk pengembangan pasar secara global melalui pengiriman produk unggulan, seperti Urea dan Amoniak. Potensi pasar global terbilang besar, utamanya kawasan Asia, Amerika dan Eropa yang memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan devisa negara.
“Kegiatan ekspor kami lakukan setelah kewajiban pemenuhan dalam negeri telah dilaksanakan,” terang Qomaruzzaman, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Baca Juga: Program Makmur Pupuk Kaltim Berhasil Tingkatkan Produktivitas Semangka Hingga 117%
Hingga September 2021, ekspor Pupuk Kaltim tercatat sebesar 1,75 juta ton atau 103% dari target RKAP s.d September 2021 sebesar 1,71 juta ton dan 101 % dari volume ekspor s.d September 2020 sebesar 1,74 juta.
Baca Juga: Program Makmur Pupuk Kaltim Dorong Produktivitas Pertanian Hingga 145 Persen
Pasar Urea Pupuk Kaltim mayoritas di negara-negara Asia Tenggara sebesar 67%, disusul Asia Selatan, Asia Timur, Australia, Meksiko, Amerika Latin dan Amerika Serikat. Sedangkan untuk pasar Amoniak, didominasi negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, Cina, Jepang, Korea Selatan dan India. “Untuk memperlancar aktivitas ekspor, Pupuk Kaltim menerapkan inovasi teknologi berbasis industri 4.0, seperti Artifial Intelligence dan metode forecasting sebagai strategi Perusahaan dalam mendukung proses produksi, distribusi serta kinerja secara berkesinambungan,” ujar Qomaruzzaman.
Beberapa strategi penunjang diantaranya Sistem Prediksi Harga melalui implementasi Artificial Intelligence (AI) untuk proses pengembangan dan penetrasi pasar ekspor. Kemudian Distribution Planing and Control System (DPCS), berupa inovasi geospasial teknologi dan Internet of Things (IoT) untuk optimalisasi distribusi yang mendukung proses perencanaan penjualan pupuk ekspor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri