Dari sisi fasilitas, Pupuk Kaltim menerapkan pelabuhan berwawasan lingkungan berdasarkan aspek Green Port Guideline dan Rating Tool, sesuai ketetapan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Pengelolaan dan pengoperasian Terminal Khusus (Tersus) Pupuk Kaltim juga didasari keputusan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yang mengatur lokasi serta posisi pelabuhan beroperasi.
Saat ini Pupuk Kaltim juga didukung oleh 5 dermaga, dengan kapasitas penyimpanan sebesar 315 ribu ton untuk Urea Bulk Storage dan Amoniak 92 ribu ton. Berbagai langkah pengelolaan pelabuhan berwawasan lingkungan juga dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinyu, serta melalui sesmen untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi Green Port di seluruh area Tersus Pupuk Kaltim. “Pupuk Kaltim juga memiliki Port Reception Facilities untuk pengelolaan limbah sampah dari kapal, serta pohon pelindung tanaman yang dapat mereduksi kebisingan dengan kualitas udara ambient yang sesuai baku mutu,” terang Qomaruzzaman.
Strategi penunjang lainnya, Pupuk Kaltim menerapkan aplikasi iPortLog, untuk melakukan monitoring proses pengapalan secara online dan realtime, yang sekaligus mempercepat proses bisnis di pelabuhan. Seluruh aktivitas juga dijalankan sesuai pedoman penerapan protokol kesehatan Covid-19, sehingga keberlangsungan proses bisnis dijamin berjalan aman dan terkendali.
“Semua aktivitas dimonitor langsung secara realtime, untuk memastikan proses sesuai aturan dan berjalan aman,” lanjut Qomaruzzaman.
Baca Juga: Tingkatkan Capaian Hingga Akhir Tahun, Pupuk Kaltim Fokus Digitalisasi hingga Diversifikasi Produk
Dirinya menekankan inovasi teknologi merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas dan kemajuan Perusahaan, sekaligus memperluas potensi pasar secara global. Apalagi Pupuk Kaltim telah menyandang predikat National Lighthouse Industry 4.0, sebagai role model implementasi teknologi industri 4.0 bagi industri tanah air, sehingga implementasi teknologi dalam mendukung aktivitas ekspor Pupuk Kaltim merupakan hal mutlak yang terus dikembangkan untuk peningkatan daya saing Perusahaan.
“Dengan memperkuat inovasi teknologi, secara tidak langsung turut mendorong produktivitas Perusahaan dan nilai tambah produk. Hal ini jelas berdampak positif terhadap pencapaian target dan potensi pasar secara nyata,” tambah Qomaruzzaman.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, mengungkapkan penghargaan Primaniyarta merupakan apresiasi tertinggi Pemerintah atas prestasi para eksportir nasional dalam meningkatkan nilai ekspor secara berkesinambungan, sehingga berdampak terhadap peningkatan devisa negara. “Mengingat tantangan perdagangan global yang sangat kompleks, Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia dengan mendorong struktur ekspor tidak lagi di dominasi oleh barang mentah. Selain itu peningkatan akses pasar di negara mitra juga terus dilakukan, untuk mendukung pertumbuhan ekspor non migas,” tutur Mendag Lutfi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri