Kepala Badan Atom Dunia Bilang Iran Bikin Pemantauan Tidak Maksimal Setelah Israel...
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan program pemantauan pengawas di Iran tidak lagi "utuh". Itu terjadi setelah Teheran menolak permintaan untuk memperbaiki peralatan pengawasan yang rusak dalam serangan Juni di situs nuklir Iran yang telah disalahkan pada Israel.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan dalam wawancara hari Sabtu (23/10/2021) dengan NBC News bahwa Iran mengutip penyelidikan yang sedang berlangsung atas serangan itu dalam menolak akses pengawas PBB ke situs atau kemampuan untuk mengganti kamera yang rusak.
Baca Juga: Badan Atom Internasional: Iran Blokir Akses Situs Nuklir, tapi Terus Perkaya Uranium
Grossi mengatakan kepada jaringan bahwa tanpa akses itu, program pemantauan dan verifikasi IAEA di Iran “tidak lagi utuh.”
“Itu tidak melumpuhkan apa yang kami lakukan di sana, tetapi [kerusakan] yang telah terjadi, [itu memiliki] potensi kami tidak dapat merekonstruksi gambar,” tentang apa yang telah dilakukan Iran di situs tersebut," kata Grossi, dikutip laman Times of Israel, Senin (25/10/2021).
“Jika dan kapan JCPOA akan dimulai kembali, saya tahu bahwa agar mitra JCPOA dapat kembali ke kesepakatan, mereka harus tahu di mana mereka meletakkan kaki mereka,” tambah Grossi, mengacu pada kesepakatan nuklir 2015.
Serangan pesawat tak berawak pada bulan Juni dilaporkan menghantam Perusahaan Teknologi Centrifuge Iran, atau TESA, di kota Karaj, barat laut Teheran. Menurut sebuah laporan oleh Badan Energi Atom Internasional, ledakan itu menghancurkan salah satu kameranya di lokasi dan merusak berat lainnya. Tidak diketahui berapa banyak kamera yang ada di sana.
Bulan lalu, Iran mengakui bahwa mereka telah melepas beberapa kamera pengintai rusak yang dipasang oleh IAEA di lokasi Karaj.
Pada bulan Juli, Iran menuduh Israel melakukan serangan sabotase di situs tersebut, yang membuat komponen untuk mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium. Tanpa mengungkapkan rincian serangan itu, pihak berwenang Iran mengakui serangan itu telah merusak gedung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto