Susah Dibantah! Amerika Yakin Banget Iran Ada di Balik Serangan Drone Mematikan
Para pejabat Amerika Serikat percaya Iran berada di balik serangan pesawat nirawak (drone) pekan lalu di sebuah pos militer di al-Tanf di Suriah selatan tempat pasukan AS bermarkas.
Para pejabat mengatakan pada Senin (25/10/2021) bahwa AS percaya bahwa Iran menyediakan sumber daya dan mendorong serangan itu, tetapi pesawat tak berawak itu tidak diluncurkan dari Iran.
Baca Juga: Citra Satelit Tampilkan Drone Baru China yang Diciptakan dari Bekas Jet Tempur Soviet
Melansir Associated Press, Selasa (26/10/2021), drone itu milik Iran, dan Iran tampaknya telah memfasilitasi penggunaannya, kata para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas rincian yang belum dipublikasikan.
Para pejabat mengatakan mereka yakin serangan itu melibatkan sebanyak lima pesawat tak berawak yang sarat dengan bahan peledak, dan mereka menghantam sisi garnisun al-Tanf AS dan sisi di mana pasukan oposisi Suriah berada.
Tidak ada laporan cedera atau kematian akibat serangan itu, tetapi serangan itu terjadi dalam periode meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran. Pemerintahan Biden pekan ini mengatakan upaya diplomatik internasional untuk membawa Iran kembali ke kesepakatan nuklir 2015 berada di "tempat kritis" dan kesabaran AS menipis.
Pasukan AS dan koalisi berbasis di al-Tanf untuk melatih pasukan Suriah dalam patroli untuk melawan militan Negara Islam. Pangkalan itu terletak di jalan yang berfungsi sebagai penghubung penting bagi pasukan yang didukung Iran dari Teheran ke Lebanon selatan dan Israel.
Juru bicara Pentagon John Kirby menolak memberikan rincian ketika ditanya tentang laporan tersebut selama konferensi pers Senin.
Kirby menyebutnya sebagai "serangan yang kompleks, terkoordinasi dan disengaja" dan mengatakan AS telah melihat yang serupa sebelumnya dari kelompok milisi Syiah yang didukung oleh Iran. Tapi dia tidak mau menjelaskan secara spesifik dan mengatakan dia tidak memiliki informasi terbaru tentang amunisi yang digunakan dalam serangan itu.
Kirby juga menolak untuk mengatakan apakah pasukan telah diperingatkan sebelumnya, atau apakah AS bermaksud untuk membuat tanggapan militer.
"Perlindungan dan keamanan pasukan kami di luar negeri tetap menjadi perhatian utama menteri," kata Kirby, dilansir Associated Press.
Jika ada tanggapan, itu akan terjadi pada waktu dan tempat dan cara yang kami pilih, dan kami tentu tidak akan mendahului keputusan semacam itu,” kata Kirby.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: