Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Zuraida Binti Kamaruddin di Jakarta pada Minggu (24/10). Pertemuan tersebut diadakan dalam rangka membahas penguatan kerja sama bilateral kedua negara, khususnya berdiskusi terkait kebijakan kelapa sawit ke depannya.
Bagi Indonesia, Malaysia merupakan salah satu mitra ekonomi utama dalam hal investasi dan perdagangan. Selama semester I-2021, Penanaman Modal Asing (PMA) yang berasal dari Malaysia mencapai US$706,8 juta dan tersebar pada 1.324 proyek. Dari sisi perdagangan barang, volume perdagangan bilateral antarnegara telah mencapai US$15,03 juta pada tahun 2020 dan US$13,43 juta selama Januari hingga Oktober 2021.
Baca Juga: APKASINDO: Harga Sawit Saat Ini Bikin Jutaan Petani Pedesaan Diuntungkan
Berdasarkan hasil serah terima jabatan ketua pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang diselenggarakan pada 26 Februari 2021 secara virtual, Indonesia saat ini ditunjuk menjadi Ketua CPOPC pada tahun 2021.
"Hal penting yang ingin kami tekankan adalah pentingnya negara-negara anggota CPOPC mengintensifkan upaya untuk memastikan harga minyak sawit berkelanjutan. Kami menggarisbawahi tren positif atas pertumbuhan permintaan minyak sawit dan tren kenaikan minyak sawit secara umum," kata Airlangga dalam keterangan tertulis.
Dikatakan Airlangga, pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan melaksanakan program mandat B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia. Strategi ini penting untuk menyeimbangkan pasokan dengan permintaan yang akan menjaga harga CPO global.
Menanggapi maraknya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit, sebagai negara penghasil kelapa sawit, Indonesia-Malaysia perlu melakukan kampanye positif terhadap kelapa sawit secara efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Indonesia mengapresiasi kemajuan program Countering Anti Palm Oil Campaign yang dilakukan CPOPC berdasarkan persetujuan negara anggota (Indonesia-Malaysia). Program-program ini termasuk kampanye advokasi di Uni Eropa, kampanye media sosial di negara-negara anggota, serta strategi komunikasi dan promosi di negara-negara konsumen minyak sawit.
Indonesia juga mengapresiasi pembentukan CPOPC Scientific Committee untuk fokus pada penyusunan proposal penelitian yang tepat, mengkaji proposal penelitian, mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan guna memberikan temuan penelitian dalam memperkaya pengetahuan terkait sektor kelapa sawit.
"Kami berharap komite dapat bekerja untuk kepentingan terbaik negara-negara anggota termasuk upaya melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit," ungkap Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia-Malaysia perlu memperkuat ikatan, juga memantapkan kolaborasi dan kerja sama di bidang kelapa sawit. Kedua negara harus terus bekerja sama secara aktif untuk lebih memperkuat CPOPC sebagai satu-satunya organisasi komoditas minyak sawit di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: