Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Mutu Pendidikan Jabar, 68 SMA/SMK Gaet Widyatama

Genjot Mutu Pendidikan Jabar, 68 SMA/SMK Gaet Widyatama Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Guna meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Barat, sekitar 68 SMA/SMK negeri/swasta yang berada di bawah naungan Kantor Cabang Dinas (KCD) VII, Kota Cimahi dan Kota Bandung melakukan MoU atau kerja sama dengan Universitas Widyatama (UTama) kampus swasta No. 1 di Kota Bandung versi Webometrics.

Kasi Pelayanan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jabar, Siti Sadiah Yuningsih (Yuyun) mengatakan bahwa kegiatan itu merupakan salah satu aplikasi dari Tri Dharma perguruan tinggi kepada masyarakat, yakni bidang pendidikan khususnya di SMA/ SMK.

Baca Juga: Universitas Hasanuddin dan Danacita Jalin Kerja Sama, Berikan Solusi Pembiayaan Pendidikan Mahasiswa

"Adanya kerja sama dengan Universitas Widyatama, SMA SMK yang menjalin kerja sama dapat memanfaatkan fasilitas dan meningkatkan kualitas pembelajaran," kata Yuyun kepada wartawan di Bandung, Rabu (27/10/2021).

"Hal itu harus dimanfaatkan oleh kepala sekolah. Dosen-dosen ahli yang ada di Universitas Widyatama juga bisa membantu meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Kolaborasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Berbagi metode pembelajaran bagaimana kurikulum merdeka belajar di sekolah," sambung Yuyun.

Kerja sama itu juga sebagai peluang bagi siswa SMA/SMK untuk dapat lebih mudah memilih perguruan tinggi terbaik di Kota Bandung, misalnya Universitas Widyatama, masuk melalui beasiswa dan program lainnya.

Senada Ketua MKKS SMA Kota Bandung, Andang Segara berharap dari kegiatan MoU terjadi sinergitas antara sekolah menengah atas dan Universitas Widyatama untuk mengakselerasi proses pembelajaran di sekolah.

"Sehingga kami bersiap untuk membuat program-program dalam membekali siswa yang jauh lebih ke depan dan ini difasilitasi dan dipandu oleh Widyatama," kata Andang. "Ke depan perguruan tinggi itu bukan suatu wadah atau tempat hanya untuk mahasiswa saja, tetapi di sana nanti juga ada tempat untuk belajar siswa SMA SMK sederajat. Bisa belajar menggunakan fasilitas fasilitas kampus," sambungnya.

Dia menilai apabila fasilitas yang tidak tersedia di sekolah dan tersedia di Universitas Widyatama bisa dimanfaatkan oleh para siswa.

"Hal ini membuat anak-anak kami lebih cepat dalam proses belajar. Penyesuaian belajar itu terkait dengan merdeka belajar, tempat belajar itu bukan hanya di sekolah, tapi bisa di kampus, di mana saja," ungkap Andang.

Andang dan kepala sekolah lainnya pun menyambut baik program yang dijalin antara Universitas Widyatama dengan SMA SMK negeri maupun swasta. Sementara, untuk peningkatan SDM guru dan kepala sekolah rencananya akan menyelenggarakan in house training, seminar, pelatihan, dan lainnya. Terutama, membekali para guru dalam implementasi pembelajaran berbasis digital.

"Kerja sama dengan perguruan tinggi bukan hanya dari proses belajar, melainkan bagaimana kepada guru dengan hal-hal yang terbarukan," ujar Andang.

Adapun Rektor Universitas Widyatama, Prof H Obsatar Sinaga (Obi) mengatakan pihaknya yang sudah jauh-jauh hari menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan sistem server dan bekerja sama dengan perguruan tinggi lainnya.

"Sistemnya sudah terintegrasi dengan mereka (perguruan tinggi). Makanya, mereka juga (SMA SMK di KCD VII) ingin menerapkan beberapa aspek yang kaitanya dengan sistem interlinking antara sistem pendidikan kita dengan industri (merdeka belajar)," kata Obi.

"Itulah mengapa kemudian kepala sekolah pada belajar," imbuhnya.

Setelah penandatanganan MoU, dilanjutkan dengan pemaparan materi merdeka belajar kampus merdeka yang sudah berjalan di UTama, disampaikan oleh Prof Dadang Suganda, Warek II, UTama. Dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai pembekalan pensiunpreneur bagi kepala sekolah menjelang masa pensiun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: