Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukmawati Pindah Agama, Anak Gus Dur Lantang: Jangan Dihakimi, Kita Harus Hargai Haknya

Sukmawati Pindah Agama, Anak Gus Dur Lantang: Jangan Dihakimi, Kita Harus Hargai Haknya Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebelumnya telah ramai pembicaraan soal perpindahan agama oleh Putri dari Presiden Sukarno, Sukmawati Soekarnoputri, yang resmi berpindah agama dari Islam ke Hindu. Hal ini tentunya mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak termasuk pendakwah Buya Yahya.

Tanggapan Buya Yahya terkait hal ini diunggah lewat kanal YouTube Kang Setyawan, dengan judul ‘Sukmawati Pindah Agama, Buya Yahya Menjawab’. Melihat hal ini Salah satu putri Presiden RI ke-4, Abdurrahaman Wahid atau Gus Dur, Anita Wahid yang juga salah satu pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki pandangan berbeda dengan Buya Yahya.

Baca Juga: PKS Tegas ke Sukmawati, Catat! Ibu Jangan Komen Lagi Soal Islam, Dulu Aja Bandingkan Nabi sama..

“Beragama adalah hak asasi manusia yang dilindungi oleh undang-undang. Maka, dalam konteks toleransi dan kerukunan beragama yang toleran kita perlu menghormati perpindahan agama yang dilakukan oleh siapapun,” kata Anita saat diwawancarai oleh tim Warta Ekonomi, Senin (01/11).

Selain itu Anita juga menyampaikan keberatannya soal pendapat Buya Yahya yang menghakimi dan diskriminatif pada persoalan ini. Ia menyebutkan siapapun boleh tidak setuju atau tidak suka jika ada yang pindah agama, tetapi juga tetap wajib menghormati hak orang tersebut untuk memilih sendiri apapun yang dia mau pilih sebagai agama yang ia anggap dan akan dijalankannya.

 “Pada intinya sebenarnya itukan kebebasan pada Hak untuk memilih agamanya sendiri dan kemudian menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dipilih. Yang sebenarnya perlu kita perhatikan itu adalah bahwa dalam konteks kebebasan beragama itu kita tidak melihat hanya sekedar hak aja tapi juga pada konteks bermasyarakat,” kata Anita.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak ikut terprovokasi oleh perkataan atau tudingan yang dilontarkan oleh orang lain. Menurutnya hal ini bisa mempengaruhi masyarakat dan menimbulkan konflik sosial yang lebih besar.

“Nah kalau kita tidak suka dengan cara seseorang pindah agama atau segala macamnya tentu kita harus menghargai itu sebagai bagian dari hak pribadinya. Juga, perlu menahan diri walaupun misalnya tidak setuju, ya perlu menahan diri untuk tetap menghormati dan tidak kemudian melontarkan penghakiman penghakiman atau bahkan memunculkan banyak sekali dugaan yang belum tentu jelas dan banyak sekali tudingan-tudingan macam-macam yang akhirnya itu malah justru mengotori kehidupan masyarakat,” ujarnya lagi.

Ia juga menegaskan perlu berhati-hati dengan pandangan pribadi agar tidak membuat orang kemudian melakukan penghakiman berlebihan bahkan yang sampai menjurus pada konflik sosial. seperti hal ini itu harus kita ditahan dan

“Kita harus menahan diri karena biar bagaimanapun kita berharap bahwa ketika setiap orang warga negara menentukan apa agama yang ingin dipilihnya itu dilakukan dengan kesadaran penuh akan hakikat ibadah yang mau ia jalani,” tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: