Senator DPD, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III mengungkapkan, perkenalannya dengan Sukmawati Soekarnoputri sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir ini. Hal tersebut dimulai sejak Arya Wedakarna masih sebagai mahasiswa.
Pertemuan tersebut makin intensif saat keduanya berkiprah di Partai Nasional Indonesia Marhaenisme. Di partai tersebut, Sukmawati menjabat sebagai ketua umum, sedangkan Arya Wedakarna pernah menjadi Ketua DPP PNI Marhanisme hingga menjadi Ketua PNI Marhaenisme pada 2008-2014.
Baca Juga: Ramai Komentar Murtad ke Sukmawati, Arya Wedakarna: Tokoh Bangsa Perlu Berpikir Positif
"Selama mendampinginya dan berdasarkan pengamatan saya ibu, lebih terlihat sebagai penganut ajaran Kejawen," ujarnya kepada Warta Ekonomi, Senin (1/11/2021).
Arya Wedarkana mengetahui, sejak awal Sukmawati merupakan seorang pemeluk agama Islam. Meski begitu, berdasarkan pengamatan Arya Wedakarna, Sukmawati jarang terlihat beribadah di masjid, termasuk jarang mendapati Sukmawati melakukan ibadah hingga puasa.
Sukmawati selama di Bali dan menginap di Istana Tampak Siring sering meminta Arya Wedakarna untuk menyiapkan perlengkapan ibadah umat Hindu sepeti bunga dan dupa. Tak hanya itu, kepada Arya Wedakarna, Sukmawati juga meminta untuk disipakan kitab suci Hindu. Lalu mengantarkan ke pura dan berdoa.
"Mungkin selama ini dalam praktiknya sudah Hindu dan 2021 inilah beliau mendeklarasikan sebagai penganut keyakinan dan agamanya sesuai hati beliau. Saya sebagai sahabat dan mitra perjuangan di PNI kita bantu," katanya.
Dalam beberapa kesempatan, dengan didampingi Arya Wedakarna, Sukmawati cukup intens melakukan komunikasi dengan pendeta Hindu dalam kegiatan kebangsaan. Bahkan, Sukmawati juga sering mendatangi Pesraman atau semacama pondok pesantren dalam umat Islam. Termasuk juga mendatangi pura-pura besar yang ada di Bali.
"Mungkin itu ciri-cirinya beliau akan ke Hindu," ucapnya.
Dalam lawatannya di Myanmar untuk menemui tokoh pro demokrasi Aung San Syu Kyi, Sukmawati juga menyempatkan mendatangi sejumlah candi hingga pagoda di negara tersebut. Arya Wedakarna yang turut mendampingi kunjungan tersebut menilai Sukmawati sangat menggandrungi ajaran Mahabarata dan Ramayana.
"Dalam obrolan sehari-sehari sama sering bicara tentang Hindu, budaya Indonesia dan terutama Kerajaan Majapahit. Artinya, tidak ada yang tiba-tiba menjadi Hindu, tapi ada proses. Saya saksi matanya. Saya saksi hidupnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: