Kabar Indonesia Jadi Pijakan Kaki Armada Laut China Jangan sampai Terjadi, Amerika Rilis Ini
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) merilis laporannya yang terbaru tentang kekuatan militer China.
Laporan tahunan bertitel Military And Cecurity Developments Involving People's Republic of China 2021 untuk Kongres AS itu membeber kehadiran Angkatan Bersenjata Tiongkok yang makin kuat di kancah global.
Baca Juga: Kekuatan Marinir China Berada di Pucuk, Pentagon Ngaku Angkatan Laut Amerika Dibuat Keok
Salah satu isu yang diangkat dalam laporan itu ialah soal konflik di Laut China Selatan yang bersinggungan dengan wilayah Perairan Natuna.
Laporan itu menyebut kekuatan laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) merupakan yang terbesar di dunia. Angkatan laut negeri pimpinan Xi Jinping itu memiliki 355 kapal dan kapal selam, termasuk 145 kapal perang permukaan.
Selain itu, Angkatan Laut PLA juga mempersiapkan kemampuannya melakukan serangan jarak jauh yang presisif terhadap target di darat. Dalam rangka memperkuat kehadiran di tingkat global, Tiongkok juga meningkatkan kemampuannya dalam peperangan antikapal selam.
Pentagon -markas Kementerian Pertahanan AS- memperkirakan jumlah armada laut Tiongkok akan terus bertambah menjadi 460 kapal pada 2030. Adapun untuk armada udara, Tiongkok merupakan kekuatan terbesar ketiga di dunia. Itu belum termasuk kemampuannya soal nuklir.
Namun, Kementerian Pertahanan AS memperkirakan Tiongkok akan terus berupaya membangun pangkalan militer di negara lain baik di kawasan Afrika maupun Asia.
"RRT kemungkinan telah mempertimbangkan sejumlah negara, termasuk Kamboja, Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan, sebagai lokasi fasilitas Tentara Pembebasan Tiongkok," tulis laporan itu.
AS pun sangat khawatir dengan kekuatan militer Tiongkok yang mengglobal. "Jaringan global logistik dan fasilitas militer PLA bisa mengganggung operasi militer AS," tulis laporan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto