- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Emiten Energi Milik Sinar Mas Grup Beli Perusahaan Tambang Australia Rp19 T, Ternyata Ini Tujuannya
PT Dian swastatika Sentosa Tbk (DSSA) perusahaan yang bergerak di bidang energi, infrastruktur, dan teknologi milik Grup Sinar Mas ini menyatakan bahwa melalui entitas anak yakni Stanmore Resources Limited (Stanmore) melakukan perjanjian pembelian saham dengan BHP Minerals Pty Ltd (BHP).Stanmore sendiri yang merupakan entitas anak tidak langsung DSSA yang beroperasi di Australia.
Stanmore dan BHP menandatangani perjanjian jual beli sehubungan dengan rencana perolehan 80% kepentingan ekonomi yang dimiliki BHP pada BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC) melalui akusisi seluruh saham Dampier Coal (Qld) Pty Ltd (Dampier Coal), oleh Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) yang merupakan entitas anak Stanmore.
Sekretaris Perusahaan DSSA, Susan Chandra mengatakan bahwa dengan terealisasinya Rencana Transaksi ini, Perseroan, melalui entitas anak, akan memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku bisnis dalam usaha batu bara metalurgi di wilayah Asia dan Oseania.
“Yang selanjutnya kami harap dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham,” tulisnya, dalam keterbukaan informasi kepda Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Baca Juga: Bisnis Perusahaan Konglomerat Sinar Mas: Omzet Tembus Triliunan Rupiah, Cuan Tumbuh Dua Kali Lipat!
Ia menjelaskan bila pembayaran atas rencana transaksi akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan kombinasi pendanaan internal dan eksternal, dengan beberapa ketentuan pembayaran.Pertama, pembayaran senilai USD1,1 miliar akan jatuh tempo saat penyelesaian Rencana Transaksi. Kedua, USD100 juta akan jatuh tempo enam bulan setelah penyelesaian Rencana Transaksi.
Ketiga, hingga maksimum USD150 juta berdasarkan mekanisme bagi hasil atas pendapatan jika harga jual rata-rata berada di atas ambang tertentu selama periode dua tahun, jatuh tempo dalam waktu tiga bulan setelah akhir periode pengujian (diperkirakan tahun 2024) Harga pembelian akan tunduk pada penyesuaian lazimnya saat penyelesaian Rencana Transaksi. Artinya, perseroan bakal menggelontorkan total dana senilai UDDS1,35 miliar yang setara dengan Rp19,3 Triliun (Kurs Rp14.300).
Baca Juga: Sambut Transisi Energi, Ini 3 Tantangan Terbesar yang Dihadapi Perusahaan Pertambangan Batubara
Lebih lanjut, penyelesaian Rencana Transaksi diperkirakan akan terlaksana pada pertengahan tahun 2022, yang mana penyelesaiannya masih tunduk pada pemenuhan syarat-syarat pendahuluan.
“BMC memiliki tambang aset batubara metalurgi yang terletak di Queensland, Australia, yang terdiri dari South Walker Creek dan tambang Poitrel, dengan total produksi batu bara metalurgi sekitar 10 Mt per tahun dan total cadangan sebanyak 171 Mt, serta proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan,” tutup Susan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri