Penembakan Laskar FPI, Ade Armando Skakmat Refly Harun: Adu Domba dengan Cara Menyesatkan dan Bodoh
Pakar komunikasi sekaligus dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengkritik pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun dengan menyebut Refly Harun ingin mengadu domba masyarakat dalam kasus penembakan laskar Front Pembela Islam (FPI).
Ade mengatakan hal itu untuk membantah pernyataan Refly Harun yang menyebut ada perbedaan keterangan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran dengan kesaksian Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat di persidangan kasus penembakan eks Laskar FPI.
Baca Juga: Pemikiran Refly Harun Anti-Mainstream Banget, Bilang Dudung Bukan Sosok Ideal Buat Jadi KSAD
Ade mengatakan, penjelasan Kapolda Metro Jaya dalam konfrensi pers pertama Desember 2020 itu memang tidak sedetail penjelasan selanjutnya.
Hal itu terjadi lantaran aparat masih mengumpulkan data dan bukti di lapangan karena pernyataan itu diumumkan beberapa jam setelah peristiwa itu terjadi.
“Ya bisa dipahami dong karena itu dilakukan hanya beberapa jam setelah peristiwa terjadi. Tapi yang aneh, kok Refly harus menyatakan bahwa ada perbedaan antara penjelasan Tubagus dan Kapolda,” kata Ade kanal YouTube Cokro TV dikutip Kamis (11/11/2021).
Dikatakan Ade, penjelasan Tubagus tentang peristiwa penembakan laskar FPI sepenuhnya sejalan dengan penjelasan kapolda selama ini. Dia kemudian menuding Refly Harun mengarang bebas.
“Jadi Refly mengarang bebas ketika menyatakan ada perbedaan penjelasan Tubagus dengan Kapolda. Bahkan di sepanjang video, Refly mengada-ada dengan menyatakan ada banyak sekali kejanggalan dalam penjelasan polisi,” ujarnya.
Ade menuding Refly Harun tidak mempelajari apa yang terjadi dalam peristiwa penembakan Laskar FPI di KM 50.
“Misalnya saja, dia tampaknya tidak tahu bahwa tim Laskar FPI sempat menghadang mobil polisi. Dia gak tahu ada anggota laskar yang membacokkan pedangnya ke mobil polisi,” ucap Ade.
“Dan karena bacokan itulah, polisi mengeluarkan tembakan peringatan yang dibalas pula oleh tembakan dari FPI dan baru kemudian terjadi kejar-kejaran mobil,” tambahnya.
Menurut Ade, karena tidak mengetahui bahwa sempat terjadi penghadangan itulah, Refly membayangkan bahwa yang terjadi adalah kejar-kejaran dari awal sampai akhir.
“Karena itu dia (Refly) bilang, tidak masuk akal bahwa Laskar FPI bisa membacokkan pedangnya ke mobil polisi pada saat kedua mobil melaju cepat,” kata Ade.
Ade mengatakan mobil bukan berhenti di jalan tol, melainkan di luar jalan tol di Karawang.
“Bayangkan, Refly bahkan tidak tahu data sepenting itu. Bahwa mobil FPI dan polisi sempat keluar dari jalan tol, bertempur dan baru belakangan masuk kembali ke jalan tol,” sindir Ade.
“Jadi, memang ada persoalan serius dengan Refly. Kebencian membuat dia gelap mata. Dia berusaha mengadu domba dengan cara yang menyesatkan dan bodoh,” tandas Ade.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: