Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Disebut Masuk Pusaran Teroris, Musni Umar Bersuara Lantang: Berhenti Fitnah Anies!

Anies Disebut Masuk Pusaran Teroris, Musni Umar Bersuara Lantang: Berhenti Fitnah Anies! Kredit Foto: Instagram/Musni Umar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penangkapan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) oleh Densus (Detasemen Khusus) 88 cukup menyita perhatiaan khalayak. Lembaga keagamaan ini mendapat sorotan tajam atas peristiwa penangkapan ini.

MUI sendiri sudah mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan oknum tersebut yang diduga terlibat tindak terorisme.

Masalah atau perbincangan mengenai kasus ini tidak berhenti sampai di situ saja. Penangkapan ini merembet ke sejumlah tokoh yang diduga memiliki kedekatan dengan oknum tersebut. Tak tanggung-tanggung nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga dikaitkan dengan kasus ini.

Ini karena diduga kuat Farid Okbah yang ditangkap sempat bertemu dengan Anies beberapa hari sebelumnya. Sontak saja beberapa pihak mengatikan Anies pada kasus ini yang juga tidak sedikit bernada menyerang sosok Anies.

Baca Juga: Soal PDRI Siap Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Analisis Pengamat: Wualaaaah...

Musni Umar yang juga seorang Rektor di Universitas Ibnu Chaldun ikut bersuara perihal dikaitakannya sosok Anies dengan kasus penangkapan oleh densus 88. Dirinya mengingatkana bahwa fitnah sangatlah berbahaya.

“Bahaya menfitnah sangat besar dan kejam. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan,” cuit Musni dalam akun Twitter pribadi sebagaimana dikutip di Jakarta, Minggu (21/11/2021).

Lebih lanjut dirinya pun meminta untuk berhenti memfitnah sosok Anies Baswedaan dan agar lebih fokus menyadari musuh bersama yakni para koruptor.

“Berhentilah fitnah Anies krn Anies bukan musuh kita. Musuh kita para koruptor, perampok dan penjual negara & ketidakadilan” tambah Musni dalam lanjutan cuitannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: