Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko Si 'Jenderal Rakyat’ yang Rela Membuka Kuping Kunjungi Petani dan Nelayan

Moeldoko Si 'Jenderal Rakyat’ yang Rela Membuka Kuping Kunjungi Petani dan Nelayan Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepemimpinan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dikenal memiliki kepekaan dan kesediaan untuk mendengar suara-suara rakyat kecil, mereka yang di masyarakat dianggap kalangan bawah. Seperti yang dilakukan Moeldoko di Desa Dehegila, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. 

Dengan gayanya yang kebapakan, wajar bila suara-suara masyarakat yang terlontar pun merupakan suara ‘asli’ warga, tanpa harus melibatkan scenario yang kamuflatif. 

Baca Juga: Bedialog dengan Petani, Omongan Moeldoko Tegas Banget: Jangan Berharap Bantuan Terus

Misalnya, karena Moeldoko pun terbuka, mereka juga terbuka menyampaikan keinginan, bahkan keluhan. “Kami butuh traktor untuk mengolah tanah, Pak,” kata Imam, salah satu petani Sistem Perencanaan, Penyusun Program dan Penganggaran (SP4) di Desa Dehegila, dalam kesempatan berdialog dengan Moeldoko.

Baca Juga: Mengalah Saat Ditolak Pendemo, Moeldoko Teladan yang Berjiwa Besar

Tak hanya itu, Imam juga menunjuk betapa jalan menuju lahannya masih berupa tanah liat, yang menyulitkan di saat hujan. 

Merespons keluhan tersebut, Moeldoko yang juga ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, tidak lantas memberikan ‘angin surga’. Ia bahkan menantang para petani untuk cerdas mencari peluang dan menjawab tantangan hidup.

Bagi Moeldoko yang dibesarkan sebagai anak petani, jiwa dan mental petani Indonesia tidak pernah tergantung pada bantuan pemerintah. “Petani itu harus berdaya. Jangan berharap bantuan terus, jangan mau miskin terus,” kata Moeldoko.

Namun, ia juga menjelaskan bahwa pemerintah pun tidak pernah melupakan sector pertanian yang menjadi guru ekonomi kebanyakan warga masyarakat.

“Pemerintah sudah berikan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa jadi modal usaha petani. Seperti biaya pengolahan tanah, tenaga kerja, dan peralatan pertanian. Makanya segera bergabung Gapoktan agar bisa merasakan manfaatnya,” kata Moeldoko.

Selain itu, Moeldoko juga mengunjungi Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Desa Daeko Majiko, Morotai Selata, Minggu (21/11/2021).

Moeldoko mendapatkan keluhan nelayan tentang kurangnya kapal tangkap, sulitnya mendapat pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta kehadiran kapal-kapal tangkap bervolume besar di perairan Morotai, yang meminggirkan  peran nelayan setempat dan membawa dampak negatif pada hasil tangkapan mereka. 

“Saya akan segera kordinasikan dengan kementerian terkait, agar masalah nelayan di sini bisa segera mendapat jalan keluar,” ujar Moeldoko.

Sejauh pengamatan, di setiap lokasi yang dikunjungi Moeldoko, warga tampak antusias berdialog.

“Kami rakyat Maluku beruntung dapat menemani Bapak KSP Moeldoko, “Jendral Rakyat” yang selalu mau mendengar keluhan rakyat,” kata Anwar, seorang warga yang tidak kebagian kesempatan berdialog langsung dengan Moeldoko. 

Menurut dia, bertemu langsung pejabat pusat seperti KSP Moeldoko, bahkan mendapatkan kesempatan berdialog, nyaris seperti mimpi yang menjadi kenyataan. 

“Bahkan sebenarnya, bagi kami para petani, profesi yang sampai saat ini masih dianggap paling miskin, bermimpi untuk bertemu pun tidak berani,” kata dia.

Sementara yang terjadi pada itu justru kebalikannya, Moeldoko yang menyambangi, datang dan mengajak warga untuk berdialog karena merasa perlu mendengar apa yang mereka alami dan rasakan.   

“Jadi ini kado yang sangat berharga. Ini justru pejabat yang peduli dan beliau mau ketemu petani,lho,” kata Anwar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: