Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Xi Jinping ke Pemimpin Asia Tenggara: China Ogah Ganggu Tetangga-tetangga yang Lebih Kecil

Xi Jinping ke Pemimpin Asia Tenggara: China Ogah Ganggu Tetangga-tetangga yang Lebih Kecil Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
Warta Ekonomi, Beijing -

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Beijing tidak akan "mengganggu" tetangga-tetangga regionalnya yang lebih kecil, di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan. Hal itu disampaikannya kepada para pemimpin 10 negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada pertemuan puncak pada Senin (22/11/2021).

Tetapi Xi mengatakan China tidak akan pernah mencari hegemoni atau memanfaatkan ukurannya untuk memaksa negara-negara kecil, dan akan bekerja dengan ASEAN untuk menghilangkan "campur tangan".

Baca Juga: Marahnya Duterte Pecah di KTT ASEAN-China: Kejadian di Laut China Selatan, Kami Benci Itu

"China dulu, sedang, dan akan selalu menjadi tetangga yang baik, teman baik, dan mitra baik ASEAN," kata media pemerintah China, dikutip Reuters.

Klaim teritorial Beijing atas laut berbenturan dengan klaim beberapa negara Asia Tenggara dan telah menimbulkan kekhawatiran dari Washington hingga Tokyo.

Penegasan kedaulatan China atas Laut China Selatan telah membuatnya menentang anggota ASEAN Vietnam dan Filipina, sementara Brunei, Taiwan dan Malaysia juga mengklaim bagian.

Filipina pada Kamis (18/11/2021) mengutuk tindakan tiga kapal penjaga pantai China yang dikatakan memblokir dan menggunakan meriam air pada kapal pasokan menuju atol yang diduduki Filipina di laut.

Amerika Serikat pada Jumat (19/11/2021) menyebut tindakan China itu "berbahaya, provokatif, dan tidak dapat dibenarkan," dan memperingatkan bahwa serangan bersenjata terhadap kapal Filipina akan memicu komitmen pertahanan bersama AS.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan kepada pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Xi bahwa dia "benci" pertengkaran itu dan mengatakan aturan hukum adalah satu-satunya jalan keluar dari perselisihan tersebut.

Dia merujuk pada putusan arbitrase internasional 2016 yang menemukan klaim maritim China atas laut tidak memiliki dasar hukum.

Baca Juga: Marahnya Duterte Pecah di KTT ASEAN-China: Kejadian di Laut China Selatan, Kami Benci Itu

"Ini tidak berbicara baik tentang hubungan antara negara-negara kita," kata Duterte, yang akan meninggalkan kantor tahun depan dan telah dikritik di masa lalu karena gagal mengutuk perilaku China di perairan yang disengketakan.

Kelompok ASEAN Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: