Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menhan Israel Bongkar Pangkalan Drone Iran, Ternyata Oh Ternyata Lokasinya...

Menhan Israel Bongkar Pangkalan Drone Iran, Ternyata Oh Ternyata Lokasinya... Kredit Foto: Flash90/Tomer Neuberg
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Menteri Pertahanan Benny Gantz mengungkapkan lokasi dua pangkalan pesawat nirawak (drone) Iran yang katanya digunakan untuk melakukan serangan terhadap sasaran di laut dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Gantz, salah satu situs terletak di daerah Chabahar dan yang lainnya terletak di Pulau Qeshm, tak jauh dari pantai daratan Iran.

Baca Juga: Pertahanan Udara Suriah Cegat Roket-roket Musuh di Homs yang Dituduh Serangan Israel

“Saya ingin menekankan kepada Anda bahwa kendaraan udara tak berawak adalah senjata presisi, yang dapat mencapai target strategis di seluruh dunia. Sebagian besar serangan pesawat tak berawak yang telah kita lihat sejauh ini berasal dari Iran selatan dan tenggara terhadap sasaran di laut,” kata Gantz, dilansir Times of Israel, Selasa (23/11/2021).

Selama setahun terakhir, Israel dan Iran telah terlibat dalam semacam perang bayangan di laut, dengan Teheran diduga melakukan sejumlah serangan terhadap kapal milik Israel atau yang terkait dengan Israel yang berlayar melalui Teluk Persia dan Teluk Oman.

Termasuk salah satunya pemogokan seperti itu pada bulan Juli di Mercer Street, sebuah kapal tanker minyak yang dimiliki oleh seorang pengusaha Israel, di mana seorang awak Inggris dan Rumania tewas.

Gantz memperingatkan bahwa program drone Iran merupakan ancaman tidak hanya bagi Israel, tetapi juga bagi seluruh kawasan.

“Kami telah melihat serangan terhadap Aramco, peluncuran drone dari Suriah, upaya Iran untuk membangun kemampuan bagi Hizbullah untuk secara tepat meluncurkan drone peledak ke Israel,” katanya, merujuk pada serangan besar-besaran terhadap perusahaan minyak Saudi Aramco pada 2019 dengan drone dan rudal jelajah.

Pernyataan menteri pertahanan itu muncul kurang dari seminggu sebelum pembicaraan tidak langsung akan dilanjutkan antara Iran dan Amerika Serikat mengenai pengembalian timbal balik ke kesepakatan nuklir 2015.

Israel dengan gigih menganjurkan agar Amerika tidak kembali ke kesepakatan itu, yang menurut Yerusalem terlalu lemah dan akhirnya membuka jalan bagi senjata nuklir Iran. Para pejabat Israel malah menyerukan pendekatan diplomatik yang berbeda dan lebih keras, yang didukung oleh ancaman serangan militer yang kredibel terhadap program nuklir Iran.

AS dilaporkan telah menolak kegiatan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, percaya tindakan seperti itu pada akhirnya tidak membantu karena mereka hanya mendorong Teheran untuk meningkatkan fasilitas tersebut sebagai tanggapan.

“Tidak ada keraguan bahwa solusi diplomatik lebih disukai, tetapi di samping itu kita perlu menggunakan kekuatan, yaitu diplomasi dengan cara lain,” kata Gantz, merujuk pada kutipan terkenal dari ahli strategi militer Carl von Clausewitz.

“Terkadang penggunaan kekuatan, dan demonstrasinya, mampu mencegah perlunya penggunaan kekuatan yang lebih kuat. Saya berterima kasih kepada sekutu Amerika kami atas sanksi dan tindakan lain yang mereka ambil baru-baru ini di bidang ini untuk mencapai tujuan bersama kami,” katanya.

Menteri pertahanan meminta seluruh dunia untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam melawan upaya Iran di kawasan itu, terutama dalam mencegah Teheran mendapatkan senjata nuklir.

“Iran tidak boleh menggunakan nuklir. Ini akan mengarah pada penyebaran teror yang tak tanggung-tanggung dan bahkan akan mengarah pada perlombaan senjata di Timur Tengah dan sekitarnya,” kata Gantz.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: