Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Ampun... Jokowi Setelah Pilpres 2024? Pengamat Ingatkan Jokowi Perlu Menyiapkan Diri karena...

Ya Ampun... Jokowi Setelah Pilpres 2024? Pengamat Ingatkan Jokowi Perlu Menyiapkan Diri karena... Kredit Foto: Antara/Setpres/Agus Suparto/Handout
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Tony Rosyid menyatakan bahwa masa depan Presiden Jokowi suram karena hubungan kurang baik dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Tony mengatakan, perseteruan Jokowi dan Mega sudah bukan rahasia umum lagi. Kondisi itu terjadi sejak awal Jokowi menjadi presiden 2014.

Baca Juga: Cuitan Orang PSI Soal Buzzer Sangat Menohok: Jokowi Tak Butuh Pembelaan dari Buzzer yang Ngaku Ulama

"Bermula saat Maruarar Sirait akan dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Menpora, mendadak harus dibatalkan. Kabarnya, Maruarar bukan orang yang direkomendasikan Ketum PDIP," ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (24/11).

Dia mengatakan, perseteruan Jokowi dan Mega terus terjadi oleh faktor kepentingan yang berbeda.

Sampai akhirnya muncul Istilah "petugas partai" tentu mengganggu kewibawaan dan keleluasaan Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia.

"Jauh lebih elegan kalau disebut "pelayan rakyat". Artinya mengemban amanah dari rakyat," ujarnya.

Tony menjelaskan, perseteruan Jokowi dan Mega telah banyak mempengaruhi dinamika perpolitikan di negeri ini.

Sebab, satunya seorang presiden, satunya lagi pimpinan partai pemenang dan terbesar. Hal itu otomatis besar pengaruhnya.

"Sebagai ketum PDIP, Megawati masih sangat kuat, apalagi jika 2024, PDIP menjadi partai pemenang lagi," jelasnya.

Baca Juga: Perempuan 'Anak Jenderal' yang Ribut dengannya Sebut Kenal Megawati, Arteria Dahlan: Saya Takutlah..

Sementara itu, Jokowi di 2024 akan berakhir jabatannya.

"Akankah Jokowi "dimaruarkan" oleh PDIP? Artinya tidak diberi peran saat presiden ke-7 ini pensiun?," ujarnya.

Menurutnya, sebagai seorang presiden saat ini, Jokowi punya power. Namun, kurang lebih dua tahun lagi power itu tidak lagi ada di tangannya.

"Karena itu, Jokowi perlu menyiapkan diri setelah landing," ujarnya.(*)

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: