Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Varian Baru Corona B.1.1.529 Bikin Heboh, Sudahkah Ada di Indonesia? Kemenkes RI Bilang...

Varian Baru Corona B.1.1.529 Bikin Heboh, Sudahkah Ada di Indonesia? Kemenkes RI Bilang... Warga melintas di depan mural bertema COVID-19 di Kemplayan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/2/2021). Berdasarkan hasil evaluasi Pemerintah, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada periode pertama mampu menurunkan jumlah kasus aktif COVID-19 sekitar 17,27 persen dalam sepekan, untuk itu Pemerintah kembali memperpanjang PPKM mikro selama dua pekan yaitu mulai 23 Februari hingga 8 Maret 2021. | Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Varian baru virus Corona B.1.1.529 yang ditemukan di Afrika Selatan membuat heboh dunia. Apakah varian terbaru ini sudah ditemukan di Indonesia?

Menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian baru virus corona B.1.1.529 belum masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Ampun! Varian Baru Covid-19 yang Ganas Sudah Masuk ke Eropa

"(Varian virus corona B.1.1.529) belum masuk (ke Indonesia)," ujar Nadia melalui pesan singkatnya kepada suara.com, Jumat (26/11/2021).

Di sisi lain, ditemukannya varian B.1.1.529 di Afrika Selatan memicu kekhawatiran banyak pihak, termasuk di antaranya Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Bahkan saking khawatirnya, WHO melakukan pertemuan secara khusus hari ini, terkait dampak varian baru terhadap vaksin dan pengobatan yang ada saat ini.

"Kami belum tahu banyak tentang varian ini. Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan kekhawatirannya adalah dampaknya pada bagaimana virus tersebut berperilaku," jelas pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove.

Pemantauan varian baru datang ketika kasus Covid melonjak di seluruh dunia menjelang musim liburan. WHO juga mengumumkan bahwa wilayah yang menjadi hot spot Covid-19 saat ini adalah Eropa.

Di sisi lain, ilmuwan Afrika Selatan Tulio de Oliveira telah mendeteksi lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan virus corona B.1.1.529.

Varian B.1.1.529 mengalami beberapa mutasi terkait peningkatan resistensi antibodi, yang dapat mengurangi efektivitas vaksin. Selain mutasi ini, belum diketahui lebih jauh lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: