Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

HKMU Sambut Positif Rencana Pemerintah Stop Ekspor Bauksit

HKMU Sambut Positif Rencana Pemerintah Stop Ekspor Bauksit Kredit Foto: HK Metals Utama
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menyambut positif rencana Pemerintah RI untuk menghentikan ekspor perdagangan bahan-bahan mentah termasuk bauksit ke luar negeri secara bertahap. HKMU berharap dukungan nyata tersebut dapat segera terealisasi dalam waktu dekat, sehingga industri aluminium dapat segera pulih mengingat dampak yang dihadapi selama dua tahun pandemi Covid-19 menorehkan tekanan yang cukup tajam.

Jodi Pujiyono, Direktur sekaligus merangkap Sekretaris Perusahaan HKMU menyampaikan “Kami menyambut baik rencana Pemerintah untuk stop ekspor bauksit, ini merupakan salah satu bentuk dukungan nyata Pemerintah terhadap pelaku industri manufaktur khususnya aluminium yang kondisinya cukup terpukul semenjak Covid-19”. Ujar Jodi.

Baca Juga: Perusahaan yang Digawangi Ricky Harun Cari Mitra Strategis Buat Jalankan Ekspansi

Sebagai informasi bauksit yang notabene merupakan bahan dasar dari pembuatan aluminium, memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap proses bisnis yang dijalankan oleh HKMU melalui anak usahanya PT Handal Aluminium Sukses (HAS), yang bergerak dibidang manufaktur aluminium ekstrusi. Dengan dihentikannya ekspor bauksit, serta pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (aluminium) di dalam negeri akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, termasuk memberikan dampak positif terhadap pelaku industri aluminium.

Industri aluminium selama dua tahun terakhir mengalami tekanan dari berbagai hal, selain dari penurunan permintaan industri aluminium juga tertekan oleh kenaikan harga bahan baku aluminium ingot. Sejak awal kuartal 2 2020 (awal pandemi) harga di bursa berjangka London Metal Exchange (LME) berkisar 1.400 USD/Ton Metrik, dan terus menanjak hingga menyentuh 3.000 USD/Ton Metrik di kuartal 3 2021.

Jodi menambahkan dampak dari pandemi menyebabkan adanya sejumlah pabrikan aluminium yang akhirnya harus berhenti beroperasi setelah mencoba bertahan selama hampir dua tahun ini. “HKMU juga merasakan dampak yang besar, oleh karena itu sejumlah langkah strategis melalui program transformasi harus kami lakukan untuk dapat bertahan, dan kami bersyukur bisa melewati masa sulit ini serta menumbuhkan optimisme untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang.” Jelas Jodi.

Baca Juga: Prospek Bisnis CPO Masih Menggiurkan, Akhir Tahun Nusantara Sawit Sejahtera Masuk Bursa

Jika melihat data produksi ke belakang, kinerja HAS menunjukan hasil yang cukup baik. Total produksi HAS di tahun 2019 mencapai 5.314 ton, kemudian di tahun 2020 pada saat awal pandemi Covid-19 melanda, HAS mampu mencatatkan peningkatan produksi mencapai 6.150 ton, meskipun di tahun 2021 sedikit mengalami penurunan produksi, namun diharapkan target produksi dapat dikejar mencapai 5.700 ton di penghujung tahun ini.

"Penurunan produksi di 2021 ini merupakan bagian dari strategi fix the basic guna memperbaiki fundamental pasar dan struktur margin Perseroan, sejauh ini sudah menunjukkan hasil yang baik dan sesuai dengan harapan manajemen. Di tahun mendatang, kami akan menjalankan strategi dengan memulai untuk mengoptimalisasi bisnis untuk membawa perusahaan ke arah yang lebih baik”. Tutup Jodi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: