Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prospek Bisnis CPO Masih Menggiurkan, Akhir Tahun Nusantara Sawit Sejahtera Masuk Bursa

Prospek Bisnis CPO Masih Menggiurkan, Akhir Tahun Nusantara Sawit Sejahtera Masuk Bursa Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) akan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) guna meningkatkan permodalan dalam rangka menyongsong prospek bisnis CPO yang masih sangat potensial. 

NSS berencana untuk menggelar IPO di akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022. NSS akan melepas sebanyak-banyaknya 40 persen saham dari modal yang disetor penuh. 

Harga penawaran diperkirakan berkisar antara Rp135 – Rp150 per unit saham dan target perolehan dana dari kegiatan penawaran umum saham perdana ke publik sekitar Rp 2 triliun.  

Baca Juga: Siap Catatkan Saham di Publik, Nusantara Sawit Sejahtera Bidik Investor Milenial

Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera, Robiyanto, mengatakan prospek bisnis perkebunan kelapa sawit sangat luar biasa. Semenjak berdiri pada tahun 2008, NSS memiliki permintaan pasar yang sangat besar, yang hingga saat ini masih belum dapat dipenuhi karena terbatasnya kapasitas produksi. 

“Dana hasil IPO ini akan kami gunakan untuk memampukan NSS dalam memenuhi permintaan pasar yang saat ini belum dapat kami penuhi. Sebagai catatan, pasar yang ada di dalam negeri saja, prospeknya masih sangat besar,” jelas Robiyanto, di Jakarta, Senin (22/11/2021).

Baca Juga: Nusantara Sawit Sejahtera Akan Gelar IPO, Ini 3 Daya Tarik Saham Perusahaan Sawit di Masa Pandemi

Robiyanto menjelaskan, NSS memiliki basis pelanggan yang sangat kuat seperti Sinarmas, Wings, Musimas, Wilmar dan perusahaan besar lainnya. Pelanggan NSS membayar dengan metode FOB secara cash basis. Besarnya gap antara permintaan dan produksi, mendorong perusahaan untuk mencari tambahan modal guna meningkatkan kapasitas produksi.  

Saat ini, Nusantara Sawit Sejahtera memiliki lahan inti sekitar 26.597 hektare dan sedang dalam proses pengembangan lahan plasma fase 1 seluas 2.500 hektare hingga tahun 2024. Rata-rata umur tanaman baru sekitar 8 tahun, sehingga masa produksi tanaman masing sangat panjang. Perusahaan, jelasnya, juga memiliki satu pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton per jam saat ini. 

Produksi tahunan untuk Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 20 ton per ha dan CPO 93.500 ton/tahun. Rendemen (Oil Extraction Rate/OER) atau persentase produk yang dihasilkan dibanding dengan bahan baku yang terolah relatif tingggi, yaitu 22 persen. Dari kinerja keuangan, perusahaan diperkirakan akan membukukan laba bersih sekitar Rp 220 miliar tahun ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: