Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Pilih Anies Jadi Presiden! Dia Dekat Dengan Petinggi Teroris! Beneran Nih?

Jangan Pilih Anies Jadi Presiden! Dia Dekat Dengan Petinggi Teroris! Beneran Nih? Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lagi-lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperoleh isu miring terkait dirinya. Hal ini seperti isu-isu miring sebelumnya yang kerap menerpa dirinya dari sejumlah pihak tak bertanggung jawab.

Adapun salah satu isu miring yang paling sering menyasar Anies adalah tudingan bahwa dirinya merupakan kelompok 'kadrun' dan dekat dengan kelompok intoleran dan terorisme. Hal ini salah satunya didasari karena kedekatannya dengan kelompok terlarang Front Pembela Islam (FPI) yang mendukung dirinya pada kampanye Pilgub DKI 2017 lalu melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Baru-baru ini, beredar sebuah foto di Facebook yang mengangkat bahwa Anies dekat dengan petinggi teroris. Foto tersebut diunggah oleh pemilik akun Asih Artanti Oesman yang mana mengangkat narasi yang mengaitkan dengan Pilpres 2024, dimana Anies merupakan salah satu tokoh yang digadang-gadang menjadi bakal capres pada kontestasi tersebut.

Baca Juga: Direktur CISA Bongkar Modal Anies Baswedan di Pilpres 2024

Dalam foto tersebut, tampak Anies tengah melakukan swafoto bersama sosok yang menyerupai ulama timur tengah yang diklaim petinggi ISIS dan juga didampingi eks-Ketua MPR RI yang juga politisi PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW). Dalam foto tersebut, terdapat sebuah caption yang berbunyi sebagai berikut:

"Viralkan Foto ini yang mau nyalon Pilpres th 2024 biar Bangsa INDONESIA tahu, calon Presiden berAplisiasi dengan petinggi ISIS... Jejak digital Forensik Mendsos Jelas...!"

Adapun narasi yang diangkat pemilik akun tersebut berupa imbauan agar tidak memilih Anies sebagai presiden pada 2024 nanti karena berteman dengan teroris. Berikut bunyi narasi tersebut:

"JANGAN PILIH PRESIDENT YANG BERTEMAN DENGAN TERORIS."

Untuk cek fakta, nyatanya narasi yang diangkat pemilik akun tersebut adalah hoaks. Faktanya, dalam foto tersebut Anies tengah berpose dengan salah satu ulama internasional, Yusuf Al-Qaradawi. Adapun isu yang menyebut bahwa Qadarawi sebagai petinggi teroris adalah salah meskipun di dunia internasional dirinya kerap dikaitkan dengan organisasi Ikhwanul Muslimin yang dianggap sebagai organisasi militan. 

Qadarawi juga dituding seperti itu dikarenakan dirinya kerap melontarkan pendapat-pendapat yang dinilai cenderung seperti mendukung gerakan ektrem Islam di timur tengah. Namun terikait hubungan dengan ISIS, Qadarawi belum pernah diberitakan memiliki hubungan khusus dengan kelompok teroris tersebut. Ia bahkan dikabarkan sangat menentang sepak terjang organisasi tersebut dan pernah diakui oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.

"Ia (Said Aqil) menurutkan, keberadaan ISIS sudah ditolak oleh semua Ulama Internasional, misalnya Syech Yusuf Al-Qadarawi dan Syech Wahbah Zuhaili. Keberadaan ISIS patut dipertanyakan kenapa muncul ketika Israel menggempur Gaza," dikutip dari artikel Detik.com yang terbit pada 8 Agustus 2014 lalu, Senin (29/11/2021).

Selain itu, Qadarawi juga sempat berkunjung ke Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 silam. Dalam kesempatan itu, Qadarawi pernah menyatakan bahwa dirinya kagum dengan Indonesia melaksanakan prinsip demokrasi sekaligus pluralitas yang merupakan kontradiksi dari paham ekstrem yang dianut ISIS.

Sementara, Anies Baswedan sendiri juga sudah berulang kali menyebutkan bahwa dirinya tidak termasuk ke dalam golongan kaum ekstrimis dan mengakui dirinya menjunjung tinggi toleransi. Yang terbaru, dirinya sempat kembali mengatakan hal ini dalam podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu, yang mana mengklaim bahwa tudingan intoleran terhadap dirinya tak ada bukti.

Narasi yang diangkat oleh pemilik akun Asih Artanti Oesman tersebut juga faktanya merupakan hoaks lama yang sudah sering beredar di masyarakat. Adapun hoaks ini, merujuk pada "7 Tipe Mis dan Disinformasi" tergolong ke dalam kategori 'misleading content' atau konten menyesatkan, yakni penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: