Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blak-blakan Petinggi Gerindra: Handphone Telah Jadi Alat Perjuangan Politik Modern

Blak-blakan Petinggi Gerindra: Handphone Telah Jadi Alat Perjuangan Politik Modern Kredit Foto: Gerindra

Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, perjuangan membela rakyat bisa dilakukan dengan cara-cara modern. Handphone, kata dia, saat ini telah menjadi senjata perjuangan politik modern. Handphone telah menjadi gaya hidup yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Karena handphone saat ini telah memberikan pengaruh terhadap proses produksi, konsumsi, bahkan perilaku politik. 

"Dengan handphone mu yakinkanlah rakyat. Kenapa handphone? Karena handphone telah menjadi teman sejati setiap orang. Semua orang ketika bangun tidur, pertama kali yang dicari adalah handphone. Sebelum tidur pun yang diletakan terkahir handphone. Handphone telah menjadi segala-galanya. Perlilaku politik juga ditentukan oleh handphone. Perilaku konsumsi juga demikian, termasuk proses produksi saat ini dipengaruhi oleh handphone," tegas Muzani. 

"Maka, setiap kader muda Gerindra harus menjadikan handphone sebagai alat perjuangan politik untuk meyakinkan rakyat. Dengan begitu, kemenangan Prabowo dan Gerindra di Jawa Barat bisa berkelanjutan. Kita harus jadikan Jawa Barat sebagai kandang Prabowo. Kita harus jadikan rakyat Jawa Barat yang ajeg sekali Gerindra tetap Gerindra," tambah Ketua Fraksi Gerindra DPR itu. 

Muzani menambahkan, Partai Gerindra bukanlah partai kos-kosan. Gerindra, kata dia, bukan partai yang bisa dichater seperti taksi yang bisa diarahkan sesuka penumpangnya. Untuk menghindari itu, Muzani meminta agar setiap kader muda Gerindra bersiap diri dalam regenerasi kepemimpinan partai di masa depan. 

"Gerindra bukan partai kos-kosan. Gerindra bukan taksi yang bisa dicharter. Maka, untuk bisa mengisi kepemimpinan yang akan datang diperlukan regenerasi. Gerindra memerlukan kader-kader yang benar dan loyal. Sebab, kalau partai politik menyadarkan dirinya sebagai partai kos-kosan, maka partai itu akan rapuh karena tidak berakar pada rakyat. Maka partai harus menyadarkan diri bahwa perjuangan tidak boleh berhenti setelah pemilu. Itulah alasan kenapa kita membentuk organisasi sayap partai, supaya perjuangan ini terus bergerak dan berakar sampai ke lapisan paling bawah, sampai ke rakyat di kampung-kampung dan desa-desa," tutupnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: