Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinergi dan Inovasi untuk Mencapai Sustainability untuk Industri Makanan

Sinergi dan Inovasi untuk Mencapai Sustainability untuk Industri Makanan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis karena memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

“Sebagai sektor strategis dan kritikal, Kementrian Perindustrian berupaya untuk menjaga produktivitas industri makanan dan minuman selama pandemic Covid-19. Namun demikian, kami tetap memastikan di perusahaan tersebut untuk penerapan protokol kesehatannya dijalankan secara ketat dan disiplin” kata Plt. Direktur Jendral Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.

Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor primadona yang membuat kinerja ekspor manufaktur nasional meroket sepanjang semester I tahun 2021. Total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juni 2021 mencapai US$ 19,58 miliar atau naik 21.68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan dari sisi investasi, industri makanan minuman mampu merealisasikan dananya sebesar Rp 36,6 triliun pada semester I – 2021 di tengah dampak tekanan pandemi Covid-19. Jumlah tersebut termasuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 14,7 Triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp 21,9 triliun.

Bisnis makanan dan minuman diperkirakan mencapai 1,68 juta unit usaha atau 38.27% dari total unit usaha makanan dan minuman secara keseluruhan. Di samping itu, industri ini dapat menyerap 3,89 juta tenaga kerja atau sebesar 38.27% dari total tenaga kerja bisnis makanan dan minuman sehingga menjadikannya padat karya, dikutip dari Plt Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.

Menurut hasil survey MarkPlus.Inc, optimasi omnichannel menjadi sangat penting bagi pelaku industri makanan dan minuman. Pelaku bisnis makanan dan minuman perlu memiliki saluran penjualan yang terintegrasi untuk memenuhi keperluan masyarakat pada masa mendatang.

Selain itu, kualitas dari saluran terintegrasi tersebut perlu terjaga agar pengalaman yang dirasakan konsumen melalui omnichannel tersebut dapat terkelola dengan baik.

“Dalam masa yang penuh dengan ketidakpastian, industri makanan dan minuman perlu melakukan kolaborasi dengan sesama pebisnis makanan dan minuman untuk menarik target pasar yang lebih besar lagi dan sebagai pebisnis diharapkan dapat berinovasi baik dari segi pengembangan produk, marketing channel ataupun branding sehingga menjadikan bisnis makanan dan minuman kita lebih sustainable dalam masa mendatang” Hal ini diucapkan oleh Ketua APJI DKI Jakarta, Ibu Tahsya Megananda Yukki.

Beliau menambahkan bahwa APJI hadir di tengah pebisnis makanan dan minuman bukan hanya untuk mengedukasi tapi juga menciptakan support system sehingga semua pebisnis makanan dan minuman dapat bebas berkreasi dan berkolaborasi diantara sesama anggota.

Acara Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) DPD APJI DKI Jakarta juga menyelenggarakan talkshow dengan berbagai narasumber. Talkshow yang pertama digelar dan dihadiri oleh Ditjen Ikma KEMENPERIN RI, Ibu Sri Yunianti, Yudha selaku Chief Commerical Officer Goorita, Prilly Latuconsina selaku Co - Founder dari Piknik Yuk Nona Manis dan Marbio Suntanu selaku Co-founder & CCO YUMMY Corp.

Talkshow ini akan membahas mengenai trend dari industri makanan yang difasilitasi oleh cloud kitchen yang dapat mengoptimalkan biaya sewa dan juga percepatan ekspansi ke berbagai daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: