Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Aspek Fokus Pustakawan Hadapi Era Digital

3 Aspek Fokus Pustakawan Hadapi Era Digital Kredit Foto: Perpustakaan Nasional
Warta Ekonomi, Jakarta -

Literasi digital memang menjadi tantangan besar bagi pemerintah. Hingga saat ini, survei Global World Digital Competitiveness Index oleh Institute Management Development (IMD) menempatkan Indonesia pada posisi ke-53 dari 63 negara yang disurvei. Oleh karena itu, Program Literasi Digital yang ditetapkan Presiden Jokowi pada Hari Kebangkitan Nasional 2021 menjadi upaya percepatan transformasi digital khususnya pengembangan sumber daya manusia digital.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Boni Pudjianto mengatakan, saat ini dari sekitar 270 juta penduduk Indonesia, 202,6 juta adalah pengguna internet dan 170 juta di antaranya adalah pengguna aktif. Dari jumlah tersebut, 96% mengakses internet menggunakan mobile device.

Baca Juga: SDM Indonesia Unggul, Literasi Sejak Dini Adalah Jawaban

Dampak pandemi mengubah kebiasaan hidup masyarakat. Penggunaan internet naik signifikan. Hal ini menandakan masyarakat memang membutuhkan internet dan tidak bisa lepas.

"Era digital saat ini merupakan tantangan pustakawan melakukan transformasi digital. Pustakawan yang biasanya melayani secara fisik, tetapi sekarang melakukan pendampingan secara digital," kata Boni pada Webinar Penguatan Peran Pustakawan Dalam Mendukung Literasi Digital Nasional, Kamis (16/12/2021).

Dikatakannya, ada tiga aspek yang harus ditingkatkan oleh pustakawan dalam menghadapi era digital. Salah satunya, perlu adanya infrastruktur digital yang mumpuni karena semua move to digital.

"Harus dilengkapi dengan SDM, literasi digital agar tidak hanya untuk pustakawan saja, tetapi juga masyarakat. Pustakawan harus melakukan kemitraan dengan seluruh stakeholder yang ada, baik komunitas, lembaga, maupun NGO dari dalam dan luar negeri," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII), Eine Ayu Saraswati. Menurutnya, literasi digital memerlukan interaksi antarsistem yang baik agar mudah digunakan.

"Kemudian ada aspek SDM yang berkaitan dengan literasi digital, apa yang perlu dikomunikasikan, pengetahuan yang dikelola," ungkapnya. Eine mengatakan, pustakawan perlu mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat sehingga literasi digital dapat berperan dalam berbagai lini kehidupan.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Deni Kurniadi mengatakan, masifnya pertumbuhan produksi serta diseminasi informasi di era digital saat ini membawa tuntutan langsung akan kebutuhan masyarakat dalam menganalisa dan mengevaluasi informasi.

"Peran pustakawan pada penguatan literasi digital diharapkan mampu membawa masyarakat yang berpengetahuan, bukan melulu tentang akses teknologi yang tersedia, melainkan juga kecakapan mengelolanya," ujar Deni Kurniadi.

Peralihan peran pustakawan di era digital saat ini juga diungkapkan pustakawan dari Universitas Gadjah Mada Yoyakarta, Nasirulah Sittam. Ia menjelaskan, media sosial sudah lama digunakan pustakawan sebagai ajang mencari informasi, menulis, menyebarkan, hingga berinteraksi. 

"Ada dua tipe media yang digunakan, blog dan microblog, seperti twitter, instagram, facebook," ucap Sittam.

Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perpustakaan perlu berkolaborasi dengan Kominfo atau lembaga lain supaya tujuan menciptakan masyarakat yang berpikir kritis, cakap digital, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

"Selain itu, sinergi pustakawan diperlukan agar program literasi informasi yang menjadi nilai jual perpustakaan lebih terstruktur dan berkesinambungan," pungkas pustakawan dari Universitas Indonesia Kalarensi Naibaho.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: