Sempat Tertunda, Kedubes Rusia Kini Bersiap Sambut Vladimir Putin di Indonesia
Kabar Presiden Rusia Vladimir Putin bakal menyambang Indonesia sudah tersiar sejak tiga tahun terakhir. Sayangnya, di saat tim Kedubes Rusia di Jakarta sudah siap menyambut pimmpinan tertinggi mereka, pandemi Covid-19 malah muncul.
Meski harus ditunda, tim Kedutaan Besar Rusia di Jakarta tetap bersiap dan menunggu kedatangan Putin ke Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, dalam jumpa pers, kemarin. Hingga kini, tanggal kedatangan Putin masih di awang-awang.
Baca Juga: Tajam! Xi dan Putin Kompak Serang Pakta AUKUS: Merusak Fondasi...
“Kami harap Presiden Putin bisa datang saat konferensi G20 nanti. Pertemuan Putin dan Presiden Joko Widodo tentunya akan terpisah dari even G20,” terang Dubes Vorobieva.
Saat ini, Pemerintahan kedua negara masih mempersiapkan dokumen yang bisa ditandatangani pada kunjungan Putin nanti.
“Kami saat ini mengerjakan sejumlah dokumen bilateral, antara lembaga-lembaga kita, yang bisa ditandatangani selama kunjungan. Dan dokumen utama yang kami harapkan bisa ditandatangani adalah Deklarasi Kemitraan Strategis,” imbuhnya.
Dubes Vorobieva mengatakan, Rusia sangat menjunjung tinggi hubungan baik dengan Indonesia. Kedua negara memiliki kepercayaan yang tinggi antara satu sama lain.
“Namun, kita tetap berpartisipasi dengan aktif dalam acara-acara yang diorganisir oleh Indonesia dalam keketuaannya di G20. Yang terbaru adalahpertemuan Sherpa yang dilaksanakandi Jakarta,” ujarnya.
Juli lalu, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi menyambutkedatangan Menlu Rusia Segrey Lavrov di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, keduanya juga membahas soal rencana kedatanganPutin ke Indonesia.
Putin terakhir kali ke Indonesia pada 2013 lalu. Kala itu, Putin menghadiri KTT APEC di Bali. Selain pertemuan APEC, saat berada di Bali, Putin bertemu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden Joko Widodo juga sempat bertemu Presiden Putin pada 2018 lalu, di sela-sela KTT ASEAN-Singapura.
Rusia Ogah Niru Gaya AS
Terkait isu lain, sudah rahasia umum, kalau Amerika Serikat (AS) hobi menjatuhkan sanksi kepada negara yang dianggap melanggaraturan internasional. Salah satu negara yang acap kali jadi sasaran adalah Rusia.
Berbagai sanksi ekonomi, perdagangan hingga sanksi diplomatik dijatuhkan Washington ke Moskow dengan berbagai alasan.
Menanggapi keputusan AS yang hobi bagi-bagi sanksi ini, Dubes Vorobieva tidak mau ambil pusing. Bagi Rusia, menurutnya, ancaman sanksi bukan solusi yang tepat dalam menurunkan ketegangan.
“Kami sudah sering mencoba mengatasi masalah dengan berdialog. Memberi sanksi bukan gaya kami. Kami tidak akan menyelesaikan masalah dengan mengirim pasukan atau memberi sanksi,” tegasnya.
Negeri Beruang Putih, lanjut Vorobieva, juga ogah mencampuri urusan dalam negeri negara lain tanpa permintaan negara bersangkutan.
“Kami selalu menghormati kedaulatan negara lain. Kami tidak akan ikut campur seenaknya,” cetusnya.
Dubes Vorobieva menuturkan, pertemuan virtual antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden pada Juni lalu dilakukan untuk membahas masalah terkini kedua negara. Moskow telah menyerahkan draf perjanjian keamanan kepada Washington.
Perjanjian ini dapat menjamin keamanan antara Rusia dengan AS. Dokumen tersebut, lanjutnya, telah dipublikasikan Jumat (17/12) lalu.
“Kami lebih memilih duduk di satu meja dan berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah ini. Sayangnya, AS lebih memilih menggunakan ancaman, pasukan, dan blackmail. Jadi, sanksi menjadi penjara hubungan bilateral kami,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: