Giring 'Bernyanyi' di Hadapan Jokowi, Orang Nasdem: Mereka Memang Perlu Cara untuk Gaet Pemilih
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, turut memberikan respon terkait dengan pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Giring Ganesha yang menyebut tak ingin Indonesia dipimpin seorang pembohong.
Pernyataan Giring itu, hampir sama dengan pernyataan yang sempat dilontarkan Giring untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu. Ali mengatakan, saat ini, PSI tengah mencari perhatian masyarakat, namun dengan cara melontarkan ucapan yang bombastis. Ali menduga itu semua dilakukan agar PSI lolos pada Pemilu 2024 nanti.
"Mereka sedang mencari bentuk, melakukan propaganda untuk berharap bisa lolos untuk kontestasi Pemilu 2024. Menurut saya, memang mereka harus melakukan sesuatu untuk mencari pemilihnya," kata Ali yang dikutip Kamis, 23 Desember 2021.
Bisa juga apa yang dinyatakan Giring tersebut bentuk ketakutan apabila nanti bersaing dengan sosok Potensial Capres pada Pemilu 2024. Seperti diketahui, Anies merupakan salah satu tokoh yang kerap menduduki urutan teratas sejumlah lembaga survei. "Mungkin juga ketuanya takut bersaing, kan ketuanya mau jadi calon presiden juga kan," kata Ali.
Baca Juga: Mantan Vokalis Band Blak-blakan: Indonesia Bisa Suram Jika Dipimpin Menteri yang Dipecat Jokowi
Ali mengingatkan kepada seluruh partai politik yang akan berkontestasi di 2024 mendatang, termasuk PSI, agar berkampanye dengan bijak. Jangan sampai menjatuhkan lawan politik dengan pembunuhan karakter. "Kita harap semua partai politik menjadi bagian kampanye partai berdemokrasi, tidak melakukan pembunuhan karakter terhadap anak bangsa ini kan," ujarnya.
Dalam berkampanye, lebih baik apabila mampu menarik pemilih dengan menawarkan gagasan untuk Indonesia. Bukan dengan cara mencerca atau melakukan pembunuhan karakter. "Giring mau jadi calon presiden juga, ya monggo, silakan berkampanye, silakan menawarkan gagasan-gagasannya," ujarnya.
Pidato Giring
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha kembali melontarkan pernyataan kontroversial soal Indonesia suram jika dipimpin pemimpin pembohong, bahaya laten intoleran dan pemimpin yang mengggunakan isu SARA untuk menang di pilkada. Kali ini, mantan vokalis band Nidji itu berbicara lantang di depan Presiden Jokowi soal kekhawatirannya itu.
Meski tidak menyebut siapa politisi yang dimaksud intoleran dan menggunakan isu SARA untuk menang pilkada, namun pernyataan Giring tak ubahnya pernyataan dia sebelumnya yang memicu polemik karena menuduh 'Anies sebagai Pemimpin Pembohong'.
Pernyataan Giring itu berawal dari sambutan di puncak acara HUT PSI ke-7 yang mengundang Presiden Jokowi. Dalam pidatonya, Giring melontarkan pujian kepada kepemimpinan Presiden Jokowi sehingga Indonesia semakin dihormati di dunia internasional dan sukses mengatasi pandemi COVID-19.
Menurut Giring, prestasi dan kemajuan yang telah dibangun oleh Jokowi terancam akan sirna apabila Indonesia dipimpin oleh sosok yang intoleran dan pembohong. Meski tidak menyebut nama secara jelas, namun dari pernyataan giring, hampir sama dengan pernyataan yang telah dilontarkan untuk Gubernur DKI Anies Baswedan beberapa waktu lalu.
"Namun ini akan terancam oleh bahaya laten bernama intoleransi. Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu Sara dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada," kata Giring.
Baca Juga: Presidential Threshold 0 Persen Sulit Terwujud, Ada Tembok Besar dari Partai Politik dan Pemerintah
Siapa sosok yang dimaksud Giring semakin jelas ketika Giring menyebut seseorang yang pernah dipecat Jokowi. Tapi dari rekam jejak reshuffle kabinet Jokowi, Anies memang pernah di-reshuffle dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di periode pertama Jokowi-JK.
"Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga yang pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara. Termasuk dengan memperalat agama main mata bergandeng tangan dengan kelompok intoleran menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik," kata Giring.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto