Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Media Milik Keluarga Bakrie Bakal Genjot Pendapatan dari Bisnis Digital

Perusahaan Media Milik Keluarga Bakrie Bakal Genjot Pendapatan dari Bisnis Digital Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Visi Media Asia (VIVA) induk perusahaan media keluarga Bakrie, mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,3% di atas prediksi Media Partners Asia (MPA) Edisi Juni 2021 sebesar 5% atau naik menjadi Rp920,3 miliar di Semester I 2021 dari Rp874,1 miliar di periode yang sama tahun lalu. Selain itu EBITDA VIVA mengalami perbaikan menjadi Rp75,5 miliar. 

Kinerja VIVA tersebut ditopang oleh performa dua stasiun TV FTA, yakni ANTV & tvOne yang masih diminati masyarakat untuk mengakses hiburan dan informasi. Dimana, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) atau ANTV berhasil mencetak pertumbuhan sebesar 11,9% year on year dari Rp 616,8 miliar menjadi Rp 690,3 miliar pada semester I-2021. Perseroan mencetak laba bersih senilai Rp 15,9 miliar, dibandingkan semester I-2020 dengan rugi bersih Rp 18,5 miliar.

“VIVA menyadari bahwa digital adalah masa depan, hal ini terlihat dengan pertumbuhan penetrasi internet secara eksponensial di masa pandemi COVID- 19 dan oleh karenanya VIVA terus mengembangkan portfolio digitalnya,” kata Managing Director VIVA Arief Yahya, di Jakarta, Rabu (23/12/2021). 

Baca Juga: Laba Bersih Tergerus Habis, Perusahaan Beras Ini Luncurkan Produk Baru untuk Genjot Penjualan

Ia menuturkan bila perseroan juga sudah menyiapkan sejumlah strategi guna menggenjot pendapatan dari segmen digital. Nantinya kontribusi segmen digital menjadi penyumbang terbesar pendapatan, dibandingkan segmen TV free to air (FTA).

Pasalnya, industri media dan hiburan merupakan paling terdampak disrupsi digital. Hal ini akan membuat kontribusi bisnis digital terhadap sebuah perusahaan media bakal membesar ke depan atau mengalahkan segmen FTA.

“Kami memperkirakan kontribusi pendapatan dari segmen FTA akan susut menjadi 50% pada 2025, dibandingkan posisi sekarang sebanyak 90%. Posisi tersebut akan digantikan pendapatan konten dengan sumbangan 30% dan layanan digital menapai 20%. Hal itu akan menjadi penopang pendapatan perseroan ke depan,” tambahnya. 

Baca Juga: Dari Buntung Jadi Untung, Perusahaan Milik Keluarga Riady Cuan Ratusan Miliar Rupiah!

Sementara itu, terkait dengan Analogue Switch Off (ASO) 2 November 2022, sebagaimana diamanatkan Undang- Undang Cipta Kerja, ANTV dan tvOne sebagai penyelenggara MUX di 16 provinsi dengan 38 wilayah layanan siaran telah mencadangkan dana sebesar Rp201 miliar untuk belanja modal pembangunan infrastruktur MUX dan siap mensukseskan tahapan ASO.

“Mengantisipasi persaingan TV FTA yang semakin ketat pasca ASO, VIVA berkolaborasi dengan berbagai content creator termasuk VIVA dalam penyediaan konten yang berkualitas di berbagai platform untuk menarik minat di seluruh lapisan masyarakat,” tutup Arief. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: