- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Program Insentif Biodiesel BPDPKS Mampu Tekan Devisa Hingga Rp209,62 Triliun
Program Insentif Biodiesel oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang telah diimplementasikan sejak 2015 dilaporkan berhasil menghemat devisa hingga Rp209,65 triliun lantaran tidak memerlukan impor bahan bakar minyak jenis solar. Selain itu, program tersebut juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e.
"Dari 2015 sampai 2021, volume biodiesel yang telah tersalurkan itu sejumlah 33,07 juta KL dengan dana yang telah disalurkan BPDPKS untuk menutup selisih antara biodiesel dengan solar Rp110,05 triliun," ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga: Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat BPDPKS Capai Rp6,59 Triliun, Jangkau Lebih dari 100 Ribu Pekebun
Adapun di 2021, volume penyaluran biodiesel mencapai 9,18 juta KL dengan dana yang dibayar sebesar Rp51,86 triliun.
"Kalau kita lihat trennya, dari 2015 ternyata penyaluran biodiesel itu selalu meningkat. Pada 2015 volume penyaluran hanya 0,43 juta KL, lalu terus meningkat sampai di 2021 ini mencapai 9,18 juta KL," papar Eddy.
Lebih lanjut, Eddy menjelaskan bahwa perkembangan harga indeks pasar (HIP) periode Juli 2015 sampai Desember 2021 berada di rentang Rp6.371 sampai Rp13.746 per liter. Sementara, HIP untuk solar berada di rentang Rp2.801 hingga Rp8.994 per liter.
"Ini sekadar saya laporkan terkait pergerakan harga biodiesel dan solar. Jadi, ada suatu gap antara harga biodiesel dan solar. Celah ini yang harus ditutup oleh BPDPKS," jelasnya.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan program tersebut, kata Eddy, perlu diiringi dengan peningkatan produktivitas kebun sawit. Dengan demikian, kebutuhan bahan baku biodiesel sawit di masa mendatang dapat terpenuhi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: