Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribuan Pengunjuk Rasa di Baghdad Peringati Pembunuhan Qassem Soleimani: Matilah Amerika!

Ribuan Pengunjuk Rasa di Baghdad Peringati Pembunuhan Qassem Soleimani: Matilah Amerika! Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Baghdad -

Ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Irak, Baghdad untuk memperingati pembunuhan komandan tertinggi Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani. Pada 3 Januari 2020, Soleimani terbunuh dalam dalam serangan pesawat tak berawak oleh Amerika Serikat (AS).

Para pengunjuk rasa memenuhi alun-alun Baghdad sambil meneriakkan "Matilah Amerika”. Aksi tersebut digelar oleh pendukung Hash pro-Iran, atau dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), yaitu mantan aliansi paramiliter yang telah diintegrasikan ke dalam aparat keamanan negara Irak.

Baca Juga: Bekas Kepala Intelijen IDF Bongkar Informasi Mahal: Israel Terlibat Pembunuhan Soleimani

088273500-1641120316-1280-856.jpg

Bendera AS dan Israel pun nampak berserakan, dan diinjak-injak oleh para peserta aksi protes. Para pengunjuk rasa membuat spanduk dengan tulisan, “Terorisme AS harus diakhiri”, dan “Kami tidak akan membiarkan Anda tinggal setelah hari ini di tanah para syuhada."

Dilansir Minggu, Minggu (2/1/2021), para pengunjuk rasa mengulangi tuntutan mereka untuk penarikan penuh pasukan AS dan asing dari Irak. Ribuan pengunjuk rasa, termasuk anggota Pasukan Mobilisasi Populer Irak, terus meneriakkan pertentangan terhadap AS.

Para pengunjuk rasa menyalahkan Pemerintah Irak yang dianggap bekerja sama dengan AS. Sejauh ini, belum ada kejelasan atau transparansi dalam penyelidikan Soleimani selama dua tahun terakhir.

Pendukung faksi-faksi Syiah yang bersekutu dengan Iran dikerahkan dari berbagai provinsi Irak dan berpartisipasi dalam aksi protes di Jadriyah, dekat markas kelompok bersenjata yang kuat.

Pada 2020, mantan Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan yang menewaskan Soleimani, dan Wakil Pemimpin Pasukan Mobilisasi Populer Irak Abu Mahdi al-Muhandis di dekat bandara Baghdad.

Pembunuhan Soleimani yang merupakan arsitek strategi militer Timur Tengah Iran, dan al-Muhandis, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh wilayah. Pembunuhan tersebut memicu kekhawatiran konfrontasi militer langsung antara Washington dan Teheran.

Beberapa hari setelah pembunuhan Soleimani, Iran memperingatkan akan membalas kematian Soleimani. Tekad ini, kemudian ditunjukkan pada lima hari setelah pembunuhan itu, dengan Iran menembakkan rudal ke sebuah pangkalan udara di Irak yang menampung pasukan AS.

Selain itu, ada pula rudal lainnya yang diledakkan di dekat Erbil di utara. Sejak itu, lusinan roket dan bom pinggir jalan telah menargetkan situs keamanan, militer, dan diplomatik Barat di seluruh Irak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: