Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira menilai, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dikatakan hancur sepanjang 2021.
"Sepanjang 2021 kinerja BUMN bisa dibilang babak belur ya," ujar Bhima saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Senin (3/1/2022).
Baca Juga: Tok! Presiden Jokowi Beri Restu Pembentukan Holding BUMN Sektor Pangan
Bhima mengatakan, ada beberapa faktor yang menunjukan kinerja BUMN pada 2021 terhitung hancur, salah satunya terlihat dari mayoritas atau 75 persen perusahaan pelat merah mengalami penurunan pendapatan.
"Bahkan, ada yang terpaksa jadi pesakitan karena masalah risiko gagal bayar utang," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pada 2021 beberapa BUMN masih mendapatkan dana talangan dan suntikan dana dari pemerintah dan masih banyak yang masih meminta restrukturisasi utang. Bhima melanjutkan, beberapa BUMN yang sudah bermasalah sebelum adanya pandemi Covid-19 makin terlihat alami tekanan.
"Jadi bisa dikatakan pandemi hanya membuka kondisi real bahwa BUMN sedang tidak baik-baik saja," ungkapnya.
Guna menghindari kejadian serupa pada tahun-tahun berikutnya, Bhima mengatakan BUMN sudah seharusnya memperbaiki tata kelola di dalam internal perusahaan sehingga lebih profesional dalam menjalankan bisnis.
"Perbaiki tata kelola sehingga lebih profesional, berantas korupsi secara lebih serius ditubuh BUMN terutama korupsi yang libatkan struktur manajemen lama," ujar Bhima.
Selain itu, BUMN juga sudah seharusnya mendorong digitalisasi di seluruh rantai pasok kinerja untuk meningkatkan kinerja lebih efisien.
"Penugasan tentu penting, tapi pemerintah juga jangan ugal-ugalan kasih penugasan yang tidak rasional dan over ambisius sehingga mengorbankan keuangan BUMN," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: