Orang Tua Dibuat Kaget Pelajaran Agama Punya Jam Lebih Banyak dari Matematika dan Sains
Kredit Foto: New Straits Times/Sharul Hafiz Zam
Sang ayah menyayangkan agar PAI tidak dipisah-pisahkan ke dalam banyak mata pelajaran, apalagi bila siswa nonmuslim hanya memiliki satu mata pelajaran yaitu Pendidikan Moral pada masa-masa itu.
Dia juga mempertanyakan mengapa Bahasa Arab diperlukan, sebelum menanyakan apakah siswanya Melayu atau Arab. Dia menutup postingannya dengan mengatakan boleh saja memiliki mata pelajaran PAI, tapi tidak dengan mengorbankan mata pelajaran MIPA.
"Bahasa Arab baik-baik saja, tetapi biarkan anak-anak memilih sendiri," tulisnya.
Pada saat penulisan, utas Twitter Rejaie telah mengumpulkan lebih dari 2.695 kutipan tweet dan gabungan retweet.
Beberapa orang kesal dengan pernyataan Rejaie, yang menyebabkan seorang netizen berhasil mengetahui nama putrinya
Sementara itu, postingan viral Rejaie telah memicu percakapan tentang apakah pelajaran agama harus diajarkan di sekolah.
Beberapa orang juga berbicara tentang alternatif untuk sekolah SK, seperti sekolah bahasa China dan Tamil.
Pengguna Twitter @lamkanahraf sependapat dengan pandangan Rejaie karena menurutnya sekolah seharusnya bukan tempat untuk mengajarkan agama.
"PAI dan mata pelajaran terkait harus disediakan untuk di luar jam sekolah, seperti [di] rumah atau sekolah agama," katanya dalam sebuah posting dengan lebih dari 3.300 tweet kutipan.
"Buat sekolah sebatas yang perlu dan penting. Dalam konteks pendidikan, PAI tidak," tulisnya.
Aku rasa lah kan, sekolah tak patut jadi pusat ajar agama. Pendidikan Islam & related subjects should be reserved for outside of school hours (i.e. home / religious schools like SAR).
— Farhan (@lamkanahraf) January 10, 2022
Keep schools limited to the necessary and important. In the educational context, PAI is not. https://t.co/uLQtzofDgB
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: