Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ganjar Oh Ganjar! Sudah Ditolak, Kok Gak Kapok-Kapok?

Ganjar Oh Ganjar! Sudah Ditolak, Kok Gak Kapok-Kapok? Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ganjar Pranowo nggak kapok dan sakit hati bantuan sosial alias bansosnya dibalikin kader PDIP. Gubernur Jawa Tengah itu tetap bagi-bagi sembako dan renovasi rumah lagi buat kader banteng.

Adalah Wakil Ketua PAC PDIP Temanggung, Fajar Nugroho, yang menolak dan mengembalikan bantuan dari Ganjar. Penolakan Fajar pun heboh di dunia maya. 

Fajar menolak bantuan karena Ganjar menjadikan pemberian bantuan tersebut sebagai konten di YouTube-nya dengan judul “Rumah Reyot Kader PDI Perjuangan di Tanah Bengkok”. Fajar pun merasa sakit hati. Baca Juga: Prabowo Kebelet Duet Bareng Ganjar di Pilpres 2024: Megawati Nih Jadi Masalah Serius!

Mengetahui bantuannya ditolak Fajar, Ganjar mengaku bingung. Padahal, dia sudah mengenal Fajar lama. Mengetahui, kondisi ekonomi Fajar yang kurang baik, Ganjar pun iba. Tujuan dia memberikan bantuan hanya untuk membantu Fajar.

“Saat itu, ya baik-baik saja dan diterima dengan baik. Tapi ternyata kemudian beliau ndak berkenan. Ya kalau Mas Fajar menolak tidak apa, mungkin saya yang salah,” ujarnya.

Ganjar mengaku sudah lama memberi bantuan kepada sesama kader, tepatnya saat masih duduk di Senayan sebagai anggota DPR. Namun, baru sekali ini ada penolakan.

Meski bantuannya ditolak Fajar, tak menyurutkan niat Ganjar membantu kader PDIP lainnya. Buktinya, Ganjar kembali mengunjungi rumah kader PDIP lainnya; Wakil Ketua PAC Banyubiru Suryono dan mantan Wakil Ketua PAC Pakis Edi Mawardi. Ganjar memberi bantuan dan menyambung tali asih ke dua kader banteng ini.

Ganjar menyambangi rumah Edi di Desa Pakis Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, Jumat (14/1) lalu. Ganjar yang datang mengenakan kaos polo berwarna merah, serta masker berlambang Merah Putih itu, mau membantu merenovasi rumah.

Ganjar mengunggah kunjungannya itu di akun Instagram pribadinya @ganjar_pranowo, kemarin. Dalam video berdurasi 2.30 detik itu, terlihat kondisi rumah Edi yang tak layak huni.

Selain sangat sederhana, dinding rumah Edi masih berbahan papan, lantainya pun masih beralaskan tanah. Ganjat tak tega melihat kondisi kediaman yang ditinggali sesama pejuang Banteng.

Apalagi, kata Ganjar, Edi merupakan kader Moncong Putih yang sangat militan. Sudah mengabdi sebelum PDIP menambahkan huruf P di ujungnya. Lebih tua Edi dibanding Ganjar ber-KTA Banteng. “Mereka ini barisan Jokowi semua, ini pasukan-pasukan Pak Jokowi yang saat itu berjuang luar biasa,” papar Ganjar.

Makanya, gubernur berusia 53 tahun itu sebisa mungkin memberikan bantuan. Meski tidak bisa membantu semua, setidaknya ada tanda cinta dari Ganjar untuk para pejuang Banteng.

“Syarat rumah sehat itu harus Aladin (atap, lantai, dinding). Rumah ini kan dindingnya keropos, lantainya masih tanah sehingga tidak memenuhi syarat kesehatan. Nanti kita bantu. Ini pribadi, sebagai sesama kader,” tegas dia.

Ganjar juga bersilaturahmi ke kediaman Wakil Ketua PAC PDIP Banyubiru, Suryono. Lagi-lagi Ganjar mendapat pemandangan rumah yang tidak srek di mata. Rumahnya berukuran kecil. Lantai masih plester biasa. Tak ada perabot mewah. Cuma ada kursi dan meja kayu sederhana di ruang tamu.

Atap rumah Suryono juga banyak berlubang. Apalagi di bagian dapur, kondisinya lebih mengenaskan. Dinding dan kayu penyangga rumah sudah keropos. Genting banyak yang berlubang dan bocor saat hujan. Namun, bagi Suryono, dapurnya menyimpan banyak sejarah. Karena mejeng bendera PDIP dengan ukuran sangat besar.

Pemandangan semakin otentik karena foto-foto tokoh PDIP juga ikut dipajang. Ada foto sesepuh PDIP yang juga Presiden pertama RI, Soekarno, Megawati Soekarnoputri, Jokowi sampai Ganjar Pranowo.

“Saya kader PDIP sejak 1997 Pak, sudah lama sekali,” jawab Suryono, ketika ditanya Ganjar sejak kapan ngintil PDIP.

Kendati niat Ganjar baik, masih ada saja kader banteng yang menyerang. Anggota Fraksi PDIP DPRD Jawa Tengah, Saiful Hadi mengkritik Ganjar soal penanganan kemiskinan. Menurutnya, langkah yang dilakukan Ganjar cenderung ke pencitraan karena pemberian bantuan dijadikan konten YouTube.

Dia juga membantah kabar pengembalian bantuan dari kader PDIP di Temanggung itu terjadi karena adanya intervensi. “Itu kan kata orang lain. Yang lebih tahu kader yang bersangkutan. Tidak ada intervensi. Bisa ditanyakan ke yang bersangkutan,” tegasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: