Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Cara Paragon Survive di Tengah Pandemi

Begini Cara Paragon Survive di Tengah Pandemi Kredit Foto: Paragon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 tidak bisa dipungkiri menekan cukup dahsyat industri di dalam negeri termasuk PT Paragon Technology and Innovation.

EVP & Chief Supply Chain Officer PT Paragon Technology and Innovation Dwiwahyu Haryo Suryo mengatakan, pada 2020 perusahaanya mengalami penurunan hingga 32,60 persen.

Baca Juga: Hampir Bangkrut saat Pandemi, Restoran di Timur Tengah Ini Bertahan karena Bitcoin

"Secara bisnis dan juga terkait pandemi setelah impresiv growth hingga 2019 pada 2020 kami juga kena hit dimana pasar make up turun hingga 32,60 persen kemudian face care turum 13,20 persen," ujar Dwiwahyu dalam webinar Economic & Business Outlook 2022: Structural Reforms For Future Economics and Business Resilience, Kamis (20/1/2022).

Meski mengalami penurunan, Wahyu mengatakan sebagai supply chain profesional pandemi ini bisa dikatakan menjadi berkah. Pasalnya, kondisi ini langka dimana pasarnya declining dan konsumernya shifting

Wahyu mengatakan, strategi di krisis saat ini sebenernya pejawantahan living in vuca world yang didalamnya terdapat  volatile, uncertanty, complexity, ambiguity.

Dengan begitu, pihaknya memiliki tiga pilar prioritas salah satunya adalah adaptasi dari Covid-19 yang harus dijalankan.

"Pertama adalah bagaimana covid-19 safety adaption bisa dijalankan untuk Paragon maupun bisnis partner karena biar bagaimanapun ini harus yang pertama," ujarnya.

Kedua adalah bagaiamna perusahaan yang juga sebagai organisasi lebih dinamis memanfaatkan shorter cycle management untuk meningkatkan agility dan resiliency. Pasalnya tidak ada yang bisa meramalkan kedepan bagaiman seperti apa covid tadi.

Pasca Covid-19 melanda Indonesia pendapatan perusahaan mengalami penurunan yang cukup drastis begitupula ketika momen dibukanya pembatasan juga membuat pendapatan naik drastis.

"Jadi bagaimana kita di chalange bagaimana kita bisa menerima new normal bagaimanapun caranya dengan inovasi jadi ini adalah periode dimana kita juga tidak melupakan invesgasi di area innovation sehingga kedepanya kita harus lebih strong lagi," paparnya.

 

Perubahan Strategi

Wahyu menambahkan, Pandemi Covid-19 ada beberapa hal yang membuat perubahan kebiasaan yaitu karena terus berkembangnya pasar digital (e-commerce).

"Kami di Paragon mengalami sejak pandemi bisnis e-commerce kita meningkat sangat tajam terutama di 2019 - 2020 sehingga memberikan challange yang baru harus dijalankan. Tadinya hanya bisnis to bisnis memberikan barang ke tuan toko, distributor, dan yang sekarang bisnis to consumer, jadi benar-benar melayani permintaan e-commerce," jelasnya.

Hal ini jauh berbeda saat sebelum pandemi Covid-19, dimana Paragon hanya memiliki 3 e-commerce centre berbanding terbalik  saat ini dengan 40 distribution centre di indonesia.

Selanjutnya, mengenai end to end conectofity, hal tersebut menunjukan bagaimana perseroan tidak bisa tumbuh sendiri.

Menurutnya perushaan harus menciptakan satu komunitas rantai pasok, hal tersebut perlu dilakukan karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa adanya rekan bisnis.

"Kami meng-created apa yang disebut one supply chain comunity karena kita survive bersama. Karena tidak mungkin sendirian dengan bisnis partner dengan supplier, dengan tuan toko, retailer dan yang ketiga survival mode karena sekarang zaman ketidakpastian dan bagaimana kita menyikapinya bukan mencari alasan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: