Bahkan taman kanak-kanak diperintahkan untuk menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar, kata Human Rights Watch.
“Yang tak kalah mengerikan dari laporan Itu, disebutkan setidaknya delapan tahanan atau tersangka Tibet dibebaskan karena kesehatan yang buruk, beberapa karena penyiksaan, empat di antaranya meninggal segera setelah itu, meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui karena kontrol informasi yang ekstrem di Tibet,” ucap AB Solissa.
Pemerintah China telah menggunakan pandemi Covid-19 untuk menekan kebebasan bergerak dan kebebasan berekspresi di seluruh negeri, dimana kami melihat semakin sulit bagi jurnalis, diplomat, dan aktivis independen untuk bergerak ke seluruh negeri di China.
“Jika pemerintah China tidak menyembunyikan apa pun di dataran tinggi Tibet dan Xinjiang, seharusnya mereka membuka kran kelur masuk arus informasi dan komunikasi. Patut dicurigai kejahatan kemanusiaan memang tengah berlangsung di sana,” pungkas AB Solissa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: