Geger Ekspatriat Ramai-ramai Tinggalkan Singapura karena...
Keputusan meninggalkan Singapura pun diambil oleh warga Filipina Nessa Santos, yang bekerja di negara itu selama satu dekade. Pandemi adalah dorongan yang dia dan suaminya yang merupakan warga Inggris untuk pindah ke perkotaan kecil ke pedesaan Inggris bersama anak-anak mereka.
"Meskipun pekerjaan kami bagus, itu juga sangat menegangkan dan sangat menuntut. Kami tidak menginginkan gaya hidup seperti itu lagi," kata Santos.
Sedangkan Chris Anderson yang pindah ke Singapura pada 2019 dari Hong Kong, telah kembali ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan perusahaan rintisan teknologi. Dia terganggu oleh aturan tahun lalu yang membatasi orang asing untuk kembali ke negara-kota asal.
"Anda meninggalkan negara ini, Anda bukan prioritas untuk kembali, itu selalu ada di benak Anda," kata Anderson.
Kementerian Tenaga Kerja Singapura menyatakan, penurunan bersih tenaga kerja non-residen melambat pada 2021, dengan kenaikan bersih kecil pada November. Kecuali keadaan yang tidak terduga, pemerintah mengharapkan untuk mempertahankan arah pelonggaran yang dikalibrasi dalam pembatasan perbatasan.
"Pemerintah bekerja keras untuk memastikan bahwa bisnis dan individu terus memilih Singapura karena keterbukaan, supremasi hukum, dan konsistensi dalam kebijakan kami," kata Kementerian Tenaga Kerja Singapura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: