Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Sodorkan Ahok Jadi Kepala Otorita IKN, Bekas Orang Demokrat Mencibir, Pedas Banget Omongannya

PDIP Sodorkan Ahok Jadi Kepala Otorita IKN, Bekas Orang Demokrat Mencibir, Pedas Banget Omongannya Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias BTP (kedua kanan) bersama para kader PDIP saat berkunjung ke kantor DPD PDIP Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Jumat (8/2/2019). Kunjungan BTP tersebut serangkaian liburannya di Bali. | Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bekas politisi partai Demokrat Roy Suryo merespons dengan keras PDI Perjuangan yang menyodorkan nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi calon kepala otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Roy Suryo tak terima jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Negara yang baru  itu. Ada sejumlah alasan yang mendasari penolakan tersebut, diantaranya adalah karena status Ahok yang pernah menjadi narapidana kasus penistaan agama pada 2017 silam.

“Kok ya masih saja hanya bisa mencalonkan si Mantan Napi, Penista Agama pula …,” ujar Roy di akun Twitternya dikutip Popilis.id Jumat (28/1/2022).

Baca Juga: PDIP Sodorkan Ahok Jadi Kepala Otorita IKN, Partai Ummat Langsung Nyamber, Omongannya Gak Kira-kira

Roy lantas mengkritik PDI Perjuangan yang selalu mengklaim diri menjadi partai  politik terbesar seantero Indonesia dan punya segudang kader yang potensial untuk menjadi pemimpin namun hanya mencalonkan kader yang itu-itu saja.

“TERWELU… (baca terlalu), Ini kata yg paling pantas diucap utk Partai Terbesar yg memiliki Jutaan Kader Putra terbaik potensialnya itu. Masa lagi2 hanya bisa nge-aHoaX diantara 274 Jt Rakyat? AMBYAR,” cibirnya.

Terpisah, Politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya juga memberikan sindiran serupa. Mustofa mengatakan, pengajuan nama Ahok menjadi orang nomor satu di IKN Nusantara itu tidak terlepas dari kekalahan PDIP yang mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017 silam. Ketika itu Ahok takluk di tangan Anies Baswedan.

“Ketahuan kan tujuannya apa? Dugaan keras, ini masih soal ‘kemaluan’ kekalahan pada Pilkada lalu,” kata Mustofa Nahra melalui akun Twitternya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: